kumpulan sastra

Pukul 09:00 malaikat hidupku pergi menemui Mu

19.59.00






Aku masih terlalu dini untuk sekedar merasakan kehilangan
Logika ku belum mampu menerka deskripsi kehilangan
Tapi naluri ku begitu merasakan hampa dan sakitnya kehilangan
Mengapa makhluk sekecil ku harus merasakan sakitnya kehilangan sosok yang nantinya akan menjadi waliku?
Sosok yang harusnya menjadi saksi serta malaikat pengawas bagi tumbuh kembangku
Yang ku lihat waktu itu hanya wajah pucat yang berbaring tenang di ruang tamu kami
Yang ku dengar waktu itu hanya tangisan sendu yang teriringi seguk pilu mereka
Karena itu juga untuk pertama kalinya ku lihat butiran air menetes dari kelopak wanita setengah baya yang amat ku kenal
Tahukah Engkau wahai Tuhanku?                                                      
Bahwa sosok yang kau panggil adalah malaikat hidupku
Tahukah Engkau Tuhan bahwa sosok itulah yang selalu ku rindukan bahkan sampai menit ini
Tuhan, apakah Engkau pernah merasakan kehilangan sepertiku?
Baiklah jika Engkau tak pedulikan akan seperti apa dan bagaimana diri ini
Tapi tak pedulikah Engkau pada makhluk mungil dalam gendongan wanita itu?
Wajah polos yang memandang sendu manusia – manusia yang hilir mudik melewatinya
Mungkin kami memang tak menampakkan raungan tangis kami
Tapi lewat butiran yang menetes dari kelopak mata ini cukup melukiskan bretapa nanarnya luka hati kami
Mengapa Engkau lakukan itu kepada kami, Tuhan?
Mengapa Engkau ambil sosok itu dari kami?
Tak inginkah Engkau bila kau tumbuh menjadi gadis baik berkat bimbingannya?
Engkau tak akan tahu sepahit apa rasanya hal itu Tuhan?
Sedang Engkau juga tak tahu betapa irinya kau pada mereka yang berpangku pada nasib baik
Mereka ynag selalu di awasi oleh malaikat hidup mereka
Sedang malaikat yang ku punya tinggal seorang yang bukan tidak mungkin akan membagi hatinya pada sosok lain
Dan itu benar – benar terjadi walaupun hanya sesaat
Tapi mengapa Engkau permainkan rasa hati ini Tuhan?
Jika bukan karena makhluk mungil yna selalu memandangku dengan ekspresi polos itu
Mungkin lebih mudah bagiku berlari mengikutii sosok yang Engkau panggil
Tapi aku juga ada rasa sayang pada mereka
Bagaimana jika aku pergi tanpa memberi kenangan indah sebelumnya
Palinng tidak ku ingin buat mereka tersenyum karena aku
Tak ingin lagi aku lihat butiran air yang menetes dari kelopak mata orang – orang yang amat ku sayangi
Bahkan aku benci melihat tetesan air itu
Moment yang seharusnya menjadi kenangan indah untuk kami
Kala itu malah menjadi pertunjukan kabut hitam di surga kami
Hujan air mata yang jatuh di surga yang selama ini kami bangun
Jika ku bisa menemui Mu atau paling tidak bertemu malaikat pembawa pesanMu
Pasti akan ku tanyakan beribu alasan mengapa kau ambil sosok itu
Tak pahamkah Engkau bahwa kami juga ingin seperti makhluk Mu yang lain
Yang bisa menyandarkan kepala mereka di bahu sosok yang menjadi malaikat hidup mereka
Tengah malam dalam balutan sarung aku ikut terjaga melihat apa yang malaikat hidupku lihat
Pagi hari saat kesejukan membelah kedinginan hawa malam
Aku ikut melepaskan alas kaki lalu menginjak bumi Mu ini
Sebagaimana yang malaikat hidupku lakukan pagi itu
Genggaman tangan malaikat hidup ku yang tak ingin aku tersungkur membuatku riang layaknya mereka saat ini
Kenangan itulah yang begitu melekat dalam memori kecilku
Tapi mengapa tepat kepulanganku dari orang tua kedua  tempat ku menuntut ilmu
Tepatnya pukul 09:00 Engkau ambil malaikat hidupku
Tanpa Engkau sadari terbawa juga kebahagiaan yang pernah ku rasa bersama kepergian malaikat hidupku menemuiMu
Terenggutnya memori yang seharusnya terjadi indah dengan kehadirannya di hidup kami
Terenggutnya juga kisah yang seharusnya berjalan dengan indag di waktu mendatang
Tak tahukah Engkau wahai Tuhan bahwa aku dan mereka menyayanginya
Bahwa kami masih begitu merindukan sosok malaikat hidup kami
Salam indah untukmu wahai malaikat hidupku
Ku doakan agar kau tenang serta bahagia di taman surga penciptaMu
hingga

kumpulan sastra

Gambar abstrak dalam kabut pagi

19.37.00




Kabut itu seolah  bergerak menjauh dari pandanganku
Sedang awan putih mulai nampak di sela – selanya
Diatas sanalah aku bisa melihat apa yang ingin ku liihat melalui imajinasiku
Gumpalan putih itulah yang biasa ku permainkan melalui imajinasiku
Menggambar dalam pikiran adalah suatu karya abstrak bagiku
Memandang bayang – bayang kabut pagi di sela kesejukan yang ku hirup
Menghela nafas panjang di antara goresan tinta yang ku buat
Nyanyian dedaunan yang  bergesekan karena hembusan udara
Suara itu terdengar layaknya simponi cinta sepasang kekasih
Sedang kicauan peri terbang lengkapi kesempurnaan simponi yang begitu nyata
Ku lihat bermacam makhluk yang hilir mudik awali rutinitas mereka
Sedang aku menjadi penonton setia akan pertunjukan alam ini
Burung yang terbang berkejaran dengan pasangannya
Koloni semut yang berjajar rapi tanpa terlewat satupun sapaaan pada saudaranya
Lebah yang mulai bergerilya berburu madu pada benang sari bunga liar
Dan ku pandang juga bermacam spesies bunga yang mekar sempurna pagi ini
Pikiran serta pandanganku menerawang jauh ke arah bayangan itu
Bukankah itu bukit berpenghuni yanng tertutup bayangan kabut pagi?
Tapi biarlah..
Pandanganku berpaling pada ayunan mesra pohon kelapa di hadapanku
Hatiku bergumam takjub pada setiap kesempurnaan ciptaanMu ya Rabb
Engkau sematkan hikmah pada setiap detik pergantian siang dan malam
Aku pastilah hanya titik tak berbayang di hadapanMu
Sungguh indah merenung dalam romantisnya kesejukan pagi
Seolah membuat hati serta pikiran terbang jauh meninggalkan tanah yang ku pijak
Menitipkan jasadku pada seonggok kayu tempatku bersandar
Arogansi yang biasanya terasa kini terhempas oleh rasa malu yang amat dalam
Aku yang biasanya mendongakkan kepala memandang langitMu
Kini hanya mampu tertunduk malu menatap kertas putih di hadapanku
Sadarlah bahwa aku hanya bayangan semu darii seluruh ciptaanMu ya Rabb

kumpulan sastra

Malaikat tanpa rupa

22.06.00




Entah mengapa hati ini merasakan apa itu ketulusan dari seorang insan yang tiba -tiba datang mengisi ruang yang kosong. disaat kehampaan seta penyesalan menyergap dalam takdir yang tersalahkan, malaikat tanpa rupa itu tiba - tiba turun dari langit hanya untuk sekedar mengajariku apa itu keikhlasan serta apa itu syukur. tutur kata yang hangat serta untaian asma Rabb Nya membuatku tertegun dalam kekaguman. sungguh maha besar Alloh menciptakan makhluk seindah itu, kerasnya hati serta rasa penyesalan ini seolah luluh dengan segala ketulusan yang diberikan.
dia mengenalku tapi tidak demikian denganku.
yang aku tahu dia malaikat tanpa rupa yang di utus Alloh untuk mengajariku tentang hidup.
mengajariku betapa harusnya aku bersyukur atas nikmat yang ku peroleh dari Rabb ku.
mengajariku bagaimana tersenyum saat hati terasa perih.
terima kasih ya Rabb Engkau telah beriku kesempatan belajar dengan hati terbuka pada malaikat tanpa rupa itu.
tanpa melihat rupanya saja aku sudah cukup tertegun takjub pada ciptaanMu itu ya Rabb.
naluri ini bisa menerka keindahan yang tertutup tabir ketaatannnya  pada Mu ya Rabb
jiwaku terpaut pada sosok shaleh yang selalu mendamba ridhaMu
sebagai seorang hamba aku malu tak miliki ketaatan seperti itu ya Rabb
di saat bendera apatisme merongrong nuraniku justru dialah yang mengibarkan bendera cintanya pada Mu pada logika ku. karna dia juga ya Rabb aku yakini bahwa apa yang menurutku belum berarti baik menurut Mu..
dari tutur katanya aku begitu tergugah akan kelalaianku padaMu
maafkan aku ya Rabb..
aku melalaikan cintaMu sedang aku mengejar cinta pada ciptaanMu.
aku lalai jika Engkau begitu pencemburu
terima kasihku dari logika serta nurani yang selama ini tertutup ambisi dunia yang kini mulai terkikis karna kau pertemukan aku pada malaikat tanpa rupa itu ya Rabb
darinya aku sadari apa itu keridhaan pada kuasaMu
walaupun kini malaikat tanpa rupa itu menjelma menjadi bayangan semu dalam logikaku tapi aku tetap menganggapnya indah dalam hatiku.
ini tak berarti ku cintai malaikat tanpa rupa itu ya Rabb
tapi ini wujud kekagumanku pada kuasaMu yang telah ciptakan sosok shaleh itu melintas serta mengawasi gerakku.
ketaatannya buatku suatu cambukan agar ku juga berlaku demikian pada Mu ya Rabb
mata serta hati memang tak terbatas dalam mengagumi keindahan ciptaanMu
tapi Engkau yang lebih mengetahui segala isi hati setiap hambaMu
dan Engkau takdirkan apa yang terbaik untuk hambaMu
aku yakin itu ya Rabb..
aku yakin segala yang ku alami seta ku rasa adalah yang terbaik untuk duniaku serta akhiratku..
satu yang ku harapkan dari Mu ya Rabb..
cintai serta sayangi aku selayaknya Engkau memberi rasa itu pada kekasihMu
tetaplah ada pada memori yang pahit sekalipun
tetaplah Kau dengar setiap keluh kesah yang keluar dari bibir penuh dosa ini..
ridhai langkah pada tapak kebahagiaan hidup kami
izinkan aku memberikan rasa itu pada orang yang ku kagumi serta sayangi
izinkan aku melihat indahnya senyum di wajah yang selalu ku ingat di sela hembusan nafas ini
izinkan aku bermunajah padaMu sebagaimana mereka bermunajah pada Mu

kumpulan sastra

Wahai engkau matahariku

10.34.00




Pagi ini ku tunggui kau di beranda rumahku
senyum sumringah yang selalu ku idamkan di awal hari
senyum penuh makna bagi makhluk bumi
sebagai obat malam kemarin
bagaimana mungkin malam ynag biasanya ku rasa begitu megah nan indah
malam itu tak ubahnya kanvas yang tertutup tinta hitam pekat tak berbentuk
biarlah, mungkin mereka tak lagi peduli dengan kerlingannya padaku
atau bahkan mereka memberikan kerlingan itu pada gadis lain
tapi aku sungguh kagum padamu
aku sungguh terpesona akan senyum serta kesetiaanmu
bagiku alam puun ikut menangis saat kau tak nampak
dan karenamu harmoni cinta di setiap pagi terasa begitu sempurna
teramat sempurna untuk gadis yang teramat sederhana
harusnya kau berikan saja seenyuman itu pada seorang putri dari negeri seberang
bukan pada rakyat biasa yang menatapmu dalam hening
tapi kau berbeda
berbeda dai caramu memberi senyuman serta kehangatan
 kau juga berbeda  akan caramu menampakkan diri di hadapanku
usai ku tunaikankewajibanku pada Tuanku ingin rasanya segera mungkin ku jemput sinarmu
cahaya itu, kehangatan itu..
semua makhlau memang menyukai itu, tak ubahnya seperti aku menyukai mu
bagiku kau penghibur setelah kesenyapan malam menyergap di antara dinding waktu
kau penyambut terangnya pikiran dan hatiku setiap pagi mulai mengembang
dalam kesejukan aroma pagi aku bersamamu
diantara melodi paling merdu oleh kawanan burung
saat awan hitam mulai pudar terkikis roda putih salju
senyummu begitu manis dipandang walau tanpa lesung pipit sekalipun
saat kesejukan  membelah hawa dingin di permukaan bumi
saat itulah kau berika kehangatan bagi jagat raya ini
kau tak ubahnya benda berbentuk bulat merona yang ku lihat meggeser awan putih
tapi mengappa kau membuatku, mereka dan seluruh makhluk bumi terpikat akan engkau?
terpikat akan semua yang bersentuhan denganmu, wahai matahariku....

kumpulan sastra

Duhai cinta Mu Tuhan..

10.08.00






Tuhan...
aku tahu Engkau mengawasi setiap gerak - gerik hamba Mu
aku juga tahu Engkau sangat mengasihi kekasih Mu
tapi satu yang tidak aku ketahui, wahai Tuhanku
akankah Engkau mengasihiku layaknya Engkau mengasihi kekasih Mu?
 demi bumi yang menjadi pijakanku
itulah yang ku pertanyakan
demi matahari yang menerangiku
itulah yang sesungguhnya ku harapkan
karena ku tahu cinta dan kasih Mu Tuhan
ku tahu itulah cinta hakikiyang penuh romansa suci
melebihi kisah roman romeo dan juliet
melebihi kisah pertemuan adam dan hawa
sedang cintaku tak ubahnya seperti kisah tragis syamsul dan siti nurbaya yang berakhir pada perjodohan berdarah tanpa ikatan suci
kapan, dimana, dan dengan siapa ku peroleh kisah abstrak penuh roman
jika bukan dengan Engkau, wahai Tuhanku?
sesungguhnya Engkaulah penciptaku dan Engkau pula yang berhak akan jiwaku
tapi mengapa ragaku Kau titipkan pada sepasang manusia pilihan Mu?
tak sudikah Engkau tanyakan apa inginku saat itu?
tak sudikah menyuruh malaikat - malaikat Mu bertanya kepadaku?
Kau ciptakan perasaan pada segumpal darah dalam jasadku
dan Kau jadikan hatiku menyayangi mereka
hingga syeitan membujukku untuk lalai akan rasa sayangku pada Mu
Kau ciptakan takdir atas  janin yang tumbuh dalam gelapnya rahim seorang manusia yang penuh kasih dalam kelembutan hatinya
Kau juga tumbuhkan aku dalam dekapan seorang pria kekar yang penuh tanggung jawab
Kau berikan waktu untukku menggoreskan tinta penuh kenangan dalam diary kehidupan bersama mereka
hingga tiba saatnya Kau kirimkan Izrail menjemput dua manusia yang yang terpaut hati denganku
tapi tahukah Kau Tuhan?
bahwa semua itu sungguh menyakitiku
mengapa Kau tarik ulur rasa yang tumbuh di hati tanpa tameng ini

kumpulan sastra

Kamuflase para malaikat bumi

09.26.00




Aku beluum cukup tahu apa itu hidup, Tuhan
pergantian siang dan malam tanpa terkecuali
siang saat Tuhan menyuruh hambaNya bertebaran di bumi
hingga malam menjemput mereka dalam keheningan
kata mereka hidup bukan sekedar rutinitas jasmani saja?
lalu hakekat seperti apa yang di miliki hidup?
bagiku hidup tak ubahnya kamuflase para makhluk bumi
rutinitas yang kadang menyimpang dari arah lurus hati nurani
pola pikir ataupun budaya sudah tak jadi soal di era ini
wawasan hanya jembatan untuk berkamuflase secara sempurna
komunikasi hanyalah sebuah topeng bagi para makhluk bumi
lalu mereka tertawa akan sikap iblis mereka sendiri
hidup seperti apa ini Tuhan?
hati dan jiwaku seolah tak mampu untuk melontarkan kata
sedang logika ku hanya pasrah pada muslihat yang ada
betapa aku iri pada jangkrik  yang begitu lepas saat berderik di kesunyian malam
sedang aku hanya bisa mengganguk sendu menunggu kepastian
aku ini hambaMu atau hamba mereka Tuhan?
bukankah pengabdian seorang hamba hanya pada tuannya semata
sedang sadari dulu aku tahu mengenal Engkau sebagai Tuanku
yang ku cari hanyalah suatu kebenaran bukan pembenaran
sungguh ku tak akan peduli sekalipun seluruh isi bumi menyelaku
dan sungguh tak pedulinya aku akan senyum manis mereka
jika memang kebenaran itu adanya
apakah ku juga harus tersenyum saat lidah ini mengecap rasa brantawali?
harus ku cari di belahan bumi mana makhluk  polos tanpa topeng itu?
setumpuk sunggingan  senyum mereka tak ubahnya seperti kamuflase si bunglon
kapan dan dimana ku temui makhluk tanpa topeng itu Tuhan?
haruskah ku tiada terlebih dahulu untuk sekedar temui makhluk polos itu?
haruskah ku lewati tiga dunia yang kau janjikan atasku
haruskah seperti itu Tuhan?
sungguh ku bersedia jika itu tanpa sebuah kamuflase

news dan tips - tips simple

Dialog interaktif bersama dua intelektual muslim di Tunas Bangsa University

08.39.00



STIMIK Tunas Bangsa Banjarnegara mengadakan kuliah umum pada sabtu, 25 Januari 2014. Dialog interaktif dengan tema “Tantangan Generasi Muda di Era Globalisasi” dengan dua pembicara berintelektual tinggi di bidangmya. Acara ini juga di hadiri oleh ketua yayasan serta pendiri Tunas Bangsa university Ali Hanan Fatah,Mba,Msi serta ketua yayasan tunas bangsa , H.Abdul Haris. Tokoh agama beserta Bupati atau yang mewakili.

Pembicara pertama oleh Drs. Utut Adianto,MM yang menjabat sebagai anggota DPR RI. Beliau adalah mantan atlet catur yang berpredikat sebagai grand master Indonesia berperingkat tertinggi di dunia. Kini beliau mendirikan sekolah catur yang melahirkan pemain – pemain catur nasional. Dalam dialog interaktif yang di hadiri mahasiswa serta pewakilan dari SMA/SMK di Banjarnegara, beliau menyampaikan kisahnya meraih mimpinya di tengah – tengah kondisi ekonomi yang kurang mampu atau gamblangnya dalam keadaan miskin. Beliau memberi motivasi serta bimbingan pada generasi muda yang menghadiri acara tersebut.

Sedangkan pembicara kedua yaitu Prof.Dr. Ahmad Rofiq, Ma beliau seorang intelektual muslim yang pernah menjadi rektor UNWAHAS. Saat ini beliau menjabat sebagai sekretaris umum di MUI Jateng serta menjadi guru besar hukum islam UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta. Beliau menyampaikan bagaimana bersaing di era globalisasi. Dan membahas beberapa poin penting mengenai pendidikan serta politik di Indonesia.

Acara tersebut di buka dengan hiburan dari SDIP Tunas Bangsa dan mahasiswa serta tamu undangan yang berkenan menyumbangkan lagu. Setelah tamu undangan hadir, peresmaian gedung perpustakaan di mulai dengan pengguntingan pita oleh pihak yang bersangkutan.

Pada sesi kedua, di lakukan tanya jawab dari rekan mahasiswa beserta tamu undangan. Dan menariknya di tengah sesi tanya jawab tersebut terjadi gempa bumi yang cukup membuat panik sebagian peserta. Akan tetapi acara tersebut tetap berjalan hingga sesi akhir.

Dari acara tersebut penyelenggara beserta pembicara mengharapkan tunas bangsa yaitu generasi muda bisa bersaing di era globalisasi. Terutama karena mendatang indonesia akan perpartisipasi dalam pasar terbuka ASEAN. Dan tentunya akan banyak pengusaha asing yang akan berinvestasi ataupun bersaing di indonesia. Sedangkan tingkat pengangguran di indonesia masih tergolong tinggi. Lalu bagaimana jika di adakannya pasar terbuka justru akan menyebabkan naiknya tingkat pengangguran di indonesia. Inilah yang menjadi tema unggulan dalam sesi tanya jawab bersama mahasiswa.






"Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak percaya itu"

_Ali bin Abi Thalib_

Like me on Facebook