kumpulan cerpen

Lagu Cinta dalam Gema Takbir

09.10.00



Bukan sekedar untaian kata tanpa makna yang kubuat malam ini. Malam dimana cinta seolah memenuhi ruang hati yang belum pernah tersinggahi. Sang pangeran dengan kuda besi yang kini berdiri didepan istana keluargaku. Memetik gitar sembari menyanyikan lagu cinta. Ia berdendang layaknya penyanyi profesioanal yang menggelar konser  tunggal.

Samar – samar aku memerhatikan tingkahnya dibalik tirai jendela kamar yang sengaja kubuat gelap. Sekedar khawatir jika ia bisa melihatku dibalik jendela memerhatikannya. Sedikit khawatir akan respon yang akan ayahku berikan. Tapi ia layaknya bayi yang merengek manja pada ibunya, sedang sang ibu hanya tersenyum simpul sembari memperhatikan.

Dan itu semua dulu, sebelum ku tahu apa itu rasa cinta. Memangnya sedalam apa makna cinta yang bisa kutafsirkan? Hingga sampai detik ini cinta itu bagaikan lukisan abstrak yang terlihat serta terasa indah namun tak bisa terdeskripsi apa dan bagaimana keindahan itu terasa. Sang pangeran yang dulu berdendang merdu ditaman istana kini menjelma menjadi makhluk penuh wibawa. Mungkin sang pangeran kini menjelma menjadi raja. Sedang aku putri yang beristanakan kesederhanaan kini tetaplah putri yang mencari arah jalannya.

Berapa lama lagi waktu bisa merubah seorang putri menjadi ratu? Layaknya pangeran yang menjelma menjadi raja dalam kurun waktu yang tak mampu kuhitung.
Dialah sang pangeran yang kudiamkan dalam cinta masa remaja. Kini kembali  menyapa dalam wujud yang beda. Tatapan matanya kini teduh penuh kewibawaan, langkah kakinya secepat keputusan hatinya malam itu, sedang wajahnya dipenuhi aura seorang imam. Lalu, kagumkah aku dengan semua itu? Tepatnya kagum akan sang pangeran yang menyapa? Atau memang rasa cinta yang kudiamkan telah mengendap hingga apapun yang kulihat tentangnya adalah keindahan tiada tara?

Kuakui aku menyimpan rasa,bahkan memendamnya hingga kini. Akupun tak tahu seberapa tebal endapan dari rasa cinta yang kini semakin membebani hati. Tapi semua ini terlalu membuatku bingung? Dilema pada perasaan hati! Aku terlampau kesulitan untuk membedakan tabir kagum dengan rasa yang kusebut itu cinta. Aku terlalu naif untuk sekedar menyandingkan ketertarikan dengan pesona. Entahlah aku serba salah mengucapkan segala tentangnya.
“apa kabar?”  tersenyum dengan ramahnya kepadaku.
“wa’alaikumussalam”

.................................

Tanpa sadar aku salah tingkah saat ia menyapa. Bagaimana bisa kabar malah kujawab salam. Entahlah padahal telingaku mendengar kata kabar terlontar dengan dengan dari bibrnya. Otakku juga bisa merespon jawaban yang harus kuberikan. Tapi kenapa mulutku justru menjawab salam, apakah ini yang mereka katakan salah tingkah? Betapa malunya aku hingga tak berani menatapnya kini. Sekilas aku melirik kearahnya, ia hanya mengusap kening hingga permukaan rambut sebagai bahasa tubuh yang spontanitas terlontar. Masih sama seperti kebiasaannya dulu.

Aku dan dia hanya terpatri dalam diam, tepatnya dalam suasana yang tak tentu arah. Aku harus bicara apa kepadanya kini? Hanya sesekali lirikan tak berarti darinya, begitupun dariku juga. Ah, aku terlalu naif untuk berhadapan langsung dengannya. Setelah sekian lama waktu memisahkan, entah kenapa aku seolah merasa beda. Tepatnya salah tingkah didepannya, kupencet keypad handphone untuk sekedar mengalihkan fokus walaupun tak ada pesan apalagi panggilan.

Tuhan, apa kiranya yang harus kubicarakan dengannya kini. Haruskah ku katakan rasa cintaku yang masih tersimpan untuknya. Haruskah kutanyakan lagi kata cinta yang pernah ia dendangkan dalam lagu cinta malam itu padaku? Masih berlakukah kiranya sampai saat ini. Tolong kirimkan malaikatmu tuk bisikan kata indah ataupun kata yang sekiranya tak nampak bodoh dihadapannya. Aku speechless, kuakui itu!

“gimana kuliah kamu?” serentak aku dan dia melontarkan kata. Lagi – lagi kami salah tingkah hingga rasanya jantungku berdegup tak beraturan.

“eh maaf”  ucapku sekenanya kepadanya, sedangkan ia hanya tersenyum sipu layaknya menahan malu. Bisa kulihat pipinya merona kemerahan. Sesekali ia mengusap rambut seperti kebiasaannya dulu. Bahasa tubuhnya menandakan ia salah tingkah.

“Bolehkan aku pinjam handphone?”
Ia menunjukan ibu jarinya kearah handphone yang ku letakkan diatas meja. Ku berikan kepadanya tanpa menatap apalagi mengarahkan pandangan kearahnya kini.

“ini nomorku, sudah kusimpan dikontak handphonemu, kuharap kita bisa menjalin komunikasi nanti malam”

“insyaAlloh, sudah dulu ya, sepertinya aku sudah terlambat sekarang, assalamu’alaikum” celotehku memotong pembicaraannya. Pikirku daripada aku semakin tampak bodoh dengan tingkah yang tak karuan ini, lebih baik aku melarikan diri saja. Jujur, ada rasa senang saat ku tahu ia menyimpan nomornya dihandphoneku. Tapi bukankah tak baik jika ku mengumbar rasa senang yang berlebihan didepan lawan jenis?

Sesampainya dirumah aku terbayang wajahnya tadi siang direstoran seafood. Bagaimana bisa setelah lebih dari sepuluh tahun aku dan dia bertemu kembali ditempat yang dan waktu yang sama sekali tak pernah kubayangkan. Takdirkah ini Tuhan? Tak sabar kiranya aku melihat jarum jam yang bergerak melambat . ingin rasanya kuputar jam sore ini menjadi malam. Kiranya apa yang akan ia bicarakan denganku. Akankah mengenai lagu cinta yang malam itu. Entahlah! Akupun terombak rasa untuk memikirkannya.

Sesekali ku buka laptop untuk menulis diary hari ini. Ku buka password dengan teliti agar aman semua rasa gundah gulana yang kutuang dalam ketikan selama setahun belakangan ini. Dan tahukah jika semua tulisanku tak pernah terlewatkan membahas tentangnya. Asytaghfirulloh.. sesungguhnya ini juga disebut zina hati, tapi bagaimana Tuhan aku masih manusia awam yang pernah bisa terlepas dari khilaf. Begitu pula rasa cinta yang kian lama mengendap disanubari.
Someone calling you!

Nada dering mengagetkanku, ku raih handphone yang tergeletak dibalik bantal berenda pink itu. Kulihat nama Ridho yang memanggil. Sekian jam aku tak sabar menanti telephone darinya, kini justru aku yang bingung setelah namanya muncul dilayar handphoneku kini.

“halo assalamu’alaikum” suaraku agak parau.

“wa’alaikumussalam, Zahra. Terganggukah dirimu dengan telephoneku?”

“ah biasa saja, bagaimana kabarmu serta kabar keluargamu?” jawabanku yang berusaha mencairkan ketegangan yang ada.

“Alhamdulilah baik, berhubung bulan depan sudah masuk Ramadhan, emm... ada yang ingin kusampaikan kepadamu juga kepada teman dekatmu,Naila”

Aku hanya menjawab sekenanya. Mana mungkin teman lama yang menghilang berpuluh tahun, tiba – tiba kembali dengan cinta masa remaja. Mungkin ia lupa akan lagu cinta yang terdendang dengan indah malam itu. Toh, sama sekali ia tak membahas hal itu. Ia hanya bertanya mengenai keluargaku, terlebih lagi ia menanyakan perihal teman dekatku, Naila. Remuk hatiku saat kudengar ia mengucap berkalii – kali nama wanita lain kepadaku.

Kubisa menyimpulkan bahwa ia akan melamar Naila Ramadhan besok. Duh Gusti, sakit sekali hatiku saat ini. Langit – langit kamarku seolah ambruk menimpaku. Ah bahkan rasa sakit ini lebih dan lebih sakit lagi daripada kejatuhan beton sekalipun. Aku yang selalu mengacuhkan kata – kata serta lagu cinta darinya, aku yang selalu mendiamkan rasa cintanya mengendap dihatiku tanpa sepengetahuannya, dan aku yang diam – diam memendam rasa cinta kepadanya kini menahan sakit dalam derai airmata yang menetes.

Ada rasa penyesalan yang amat dalam, bagaimana bisa ku bersikap tak jelas kepadanya. Aku terlalu gengsi untuk sekedar mengakui bahwa aku juga mencintainya. Tapi kini, aku dirundung rasa menyesal karena mendiamkannya. Seharusnya ku katakan saja kalau aku juga ada rasa kepadanya. Toh dia juga tak mungkin mengajakku pacaran. Karena yang kutahu ia anak orang paling alim dikotanya.

Naila, betapa beruntungnya dirimu kini. Aku hanya diam sembari mendengarkan ia menyebut serta membahas Naila dari seberang sana. Aku sakit sekali Tuhan!

“sudah ya, aku sudah ngatuk. Aku faham apa yang kau maksud tadi, insyaAlloh aku akan membantumu menemui Naila”

Sekilas ada jawaban darinya, tapi aku tak bisa mendengar karena tombol merah sudah kutekan. Aku menagis tertahan diatas ranjang. Ku berbicara pada diriku sendiri. Mengapa menyesal? Bukankah jodoh tak akan pernah tertukar. Jika ia memang jodohmu, sikap diammu tak akan jadi soal baginya. Tapi lihatlah sekarang, bukankah ia malah menanyakan wanita lain dihadapanmu, dan sadarlah wanita itu sahabatmu. Sadarlah ia bukan pangeran seperti dulu. Ia bukan pendendang lagu cinta ditaman istana dulu. Sadarlah Zahra!

Ku tarik nafas sedalam mungkin lalu kuhembuskan perlahan, ku gerakkan tanganku untuk mengetik diatas laptop. Aku akan mengirim email ke Naila mengenai hal ini.

“Naila, sahabatku. Aku ada berita bagus untukmu, tapi maaf aku tak bisa menyampaikannya sekarang. Besok kita ketemu ditaman kota jam 09.00. on time  ya? Awas kalau telat! hehe”

Aku berusaha keras menulis email yang itu. Keesokan harinya aku benar – benar menunggunya ditaman kota. Setelah itu, kuceritakan perihal Ridho yang ingin menemuinya bersama orang tuanya. Apalagi  jika bukan untuk mengkhitbah. Sekilas kulihat matanya berbinar bahagia. Tapi ia tak menjawab sepatah katapun. Masih tersimpan sakit bekas airmata yang bercecer malam tadi tapi ini bukan jadi dan memang harusnya begitu. Lagi – lagi aku menghela nafas.

Tiga hari setelah setelah kusampaikan pesan Ridho kepadanya. Naila mengirim email yang isinya ia sangat senang dengan kedatangan Ridho berserta keluarganya, kebetulan keluarga besar dari Naila sedang berkumpul. Ia sangat merasa nyaman dengan keluarga Ridho. Andai saja kamu bisa datang menyaksikannya, Zahra.

Deg!
Kalimat terakhir dari pesan Naila, menggugah hawa malasku. “andai saja kamu bisa menyaksikannya” bagaimana aku bisa hadir dalam acara khitbah seorang pangeran yang kudiamkan cintanya, sedang ia kini mendekat ke wanita yang kujadikan teman hidup selama diperantauan dulu. Ah betapa tragisnya drama yang mengalir ini. Hari kini terlewat begitu cepat, tanpa terasa Ramadhan menyapa. Kebetulan awal Ramadhan juga  hari yang istimewa bagiku. Awal ramadhan yang berbarengan dengan hari ulang tahunku.

Dan mengenai Ridho, separuh endapan hati telah ku singkirkan. Aku tak akan mendapat cinta malam itu lagi. Disaat aku mulai tegar, justru Naila mengirimiku email yang mengatakan bahwa ia dan Ridho akan silaturahim kerumahku. Tepat hari pertama puasa atau tepatnya hari lahirku. Itu juga jika mereka masih ingat. Sempat juga aku berpikir mungkin Naila dan Ridho telah menikah tanpa sepengetahuanku. Toh mereka juga tak pernah membahas proses khitbah kepadaku. Mereka hanya berkata pertemuan dua keluarga. Maksud apa lagi jika bukan khitbah yang mereka maksudkan.

Ting tong ......ting tong.....
Lekas ku tuju arah suara bel, ku buka pintu itu sepasang wanita dan pria tampan berdiri berdampingan dihadapanku. Tak salah lagi pikirku. Apalagi mereka bergandeng tangan. Jika belum resmi mana mungkin mereka berani kontak fisik seperti itu. Pastilah kedatangan mereka untuk memberitahuku akan pernikahan mereka.

“silahkan duduk, duh makin mesra aja sih kalian” godaku untuk sekedar membuka pembicaraan. Aku berusaha tersenyum seriang mungkin walaupun hatiku ingin menjerit terluka melihatnya.

“apaan sih, orang sama saudara sendiri kok dibilang mesra” Naila menimpali dengan wajah sedikit manyun kearahku. Sedangkan Ridho hanya  terkekeh.

“saudara? Bukankah kalian mungkin telah menikah? Ah sudahlah jangan bercanda, ini sama sekali tidak lucu”

Aku menjawab dengan nada serius kali ini. Kami jadi terdiam dalam suasana yang serba salah ini. Entah kenapa Ridho menyanyi  kemudian bersimpuh dihadapanku. Tak salah lagi ini lagu cinta yang ia dendangkan malam itu. Masih diliputi kebingungan, aku hanya mampu terdiam mencoba menerka apa yang sebenarnya terjadi.

“Zahra, sebenarnya aku dan Naila ini masih satu nenek, itulah mengapa kami saudara. Dan sebenarnya rasa cintaku tak pernah berkurang ataupun terkikis oleh waktu. Ingatkah kau lagu cinta ini? Lalu maukah kau menjadi pendamping hidupku kelak. Sudikah kau menjadi ratu untuk pria jelata sepertiku?” Ridho bertutur layaknya pujangga yang meluluhlantahkan perasaan hati pendengarnya. Mimpikah aku dengan semua ini.

Tidak perlu menunggu masa ta’aruf, kami sepakat untuk melangsungkan pernikahan kami sehari setelah gema takbir memenuhi jagat ini. Gema takbir penuh cinta yang terlontar dari pangeran cinta masa remaja yang kudiamkan dulu. Endapan rasa yang menggema layaknya takbir penuh kemenangan bagi kaum muslim. Begitu pula bagiku, rasa syukur penuh kemenangan atas cinta dalam diam yanng kini merongrong jagat. Bahkan dalam diamnya cinta, tangan Tuhan berkuasa atas segala takdir indah ini.

Belajar Budaya dan Tradisi Jepang

Instruksi dan Kata Tunjuk atau Perintah dalam Bahasa Jepang (TATTE KUDASAI)

10.47.00


Pada saat mengajar didalam kelas, menurut anda kata tunjuk apa yang digunakan oleh tutor?

Mari kita berlatih mengungkapkan instruksi di dalam kelas agar dapat memahami instruksi tutor dalam bahasa Jepang.
1. "Kite Kudasai"
Digunakan saat meminta seseorang untuk mendengarkan.
Contoh : "Tepu o kite kudasai" (Dengarkanlah kaset!)

2. "Kaite Kudasai"
Digunakan saat meminta seseorang untuk menulis.
Contoh : - "Noto ni kaite kudasai". (Tulislah dibuku catatan!)
              - "Sakubun o kaite kudasai". (Tulislah karangan!)

3. "Yonde Kudasai"
Digunakan saat meminta seseorang untk membaca.
Contoh : "Hon o yonde kudasai". (Bacalah buku!)

4. "Akete Kudasai"
Digunakan saat meminta seseorang untuk membuka halaman buku.
Contoh : -  "Hon o akete kudasai". (Bukalah buku)
              -   "12-peji o akete kudasai". (Bukalah halaman 12!)

5. "Itte Kudasai"
Digunakan saat meminta seseorang mengucapkan.
Contoh : - "Mo ichido itte kudasai". (Ucapkanlah sekali lagi!)
              - "Okii koe de itte kudasai". (Ucapkanlah dengan lantang!)

6. "Mite Kudasai"
Digunakan saat meminta seseorang untuk melihat.
Contoh : -"E o mite kudasai". (Lihatlah gambar!)
              -" Kokuban o mite kudasai". (Lihatlah kepapan tulis!)

7. "Suwatte Kudasai"
Digunakan saat meminta seseorang untuk duduk
Contoh : "Isu ni suwatte kudasai". (Duduklah dikursi)

8. "Tatte Kudasai"
Digunakan saat meminta seseorang untk berdiri.
Contoh : "Minasan, tatte kudasai". (Berdirilah!)

9. "Kite Kudasai"
Diguanakan saat meminta seseorang datang.
Contoh : "Mae ni kite kudasai". (Majulah kedepan!)

Belajar Budaya dan Tradisi Jepang

Mengucapkan Salam dalam Bahasa Jepang (AISATSU) dengan Tepat dan Mudah

10.01.00


Mimin kali ini akan berbagi bagaimana mengungkapkan salam dalam bahasa Jepang. Materi ini sebenarnya mimin dapat waktu masih SMA. Untuk pak Aris mohon ijin untuk share materi ini di blog saya ^_^
Salam apa yang agan - agan ucapkan bila bertemu dengan seseorang pada pagi, siang atau malam.
selain itu ada ucapan salam apalagi?
yuk kita intip kelanjutannya dibawah ini...

Ucapan selamat pagi (AM 7:00)
Hinata : "Ohayo Gozaimasu"
Sakura : "Ohayo Gozaimasu"

Ucapan Selamat Siang (PM 1:30)
Nurus : "Konnichiwa"
Kirei : "Konnichiwa"

Selamat Sore (Menjelang Malam PM 7:00)
Nurus: "Sasuke-san konbanwa"
Tanaka: "Nurus-sense konbanwa"

Selamat Istirahat (PM 9:00 Dalam bahasa Inggris adalah good night yang biasanya diucapkan ketika akan tidur ataupun beristirahat pada malam hari)
Kikyo : "Oyasuminasai"
Nurus : ''Oyasuminasai"

Saat Berpisah dengan seseorang, maka ucapkanlah..
Inuyasha : "sayonara / dewa mata / mata ashita / mata raishu"
Nurus : "sayonara / dewa mata / mata ashita / mata raisu"

Saat agan - agan dibantu oleh seseorang maka ucapkanlah
Nurus : "Arigato gozaimasu"
Kino : "iie, do itashimashite"

Saat akan bertanya mengenai kabar, tepatnya "apa kabar"?
Niko : "Ogenki desuka"
Rinuka : "hai, genki desu"

Saat melakukan kesalahan, untuk meminta maaf ucapkanlah..
Gaara: "Sumimasen (maaf)"
Rizuka : "iie"

Keterangan Tambahan :

  • "ohayo gozaimasu, konnichiwa, konbanwa, adalah salam yang hanya diucapkan saat bertemu dengan seseorang. Oleh karena itu, salam tersebut tidak dipakai saat berpisah dengan seseorang"
  • Pada saat berpisah biasanya mengucapkan "sayonara". Kemudian jika ada rencana untuk bertemu kembali biasanya mengucapkan dewa mata, mata ashita, mata raishu

  • "ee" digunakan dalam percakapan sebagai pengganti "hai"
  • "ohayo" merupakan ungkapan salam yang disingkat dari "ohayo gozaimasu"
  • "ohayo" hanya digunakan dalam percakapan guru kepada siswa, atasan kepada bawahan, antar teman, atau didalam keluarga



news dan tips - tips simple

Teater Jepang "Momotaro" Tampil Unik dalam Acara Kampanye Peduli Lingkungan di Banjarnegara

08.11.00

Sorak penonton yang duduk lesehan dijalan raya tepatnya didepan panggung yang berdiri ditempat yang biasa digunakan warga sekitar untuk sunday morning. Acara diselenggarakan oleh organisasi yang ada di Banjarnegara, yakni sekber, BMB, KNPI, serta warga sekitar yang ikut berpartisipasi.
Teater dimulai ketika pelajar SMA yang berdandan ala jepang, tepatnya sekelompok pelajar yang memakai kimono serta aksesoris ala jepang lainnya menuju samping panggung. Satu pelajar putri dan satu pelajar putra maju kedepan panggung sembari membawa teks. Rupanya mereka bertindak sebagai narator yang akan diperankan oleh tokoh yang telah bersiap disamping panggung.

Dua remaja yang memerankan tokoh kakek dan nenek dalam legenda momotaro
Begini isi cerita dari teater yang ditampilkan...
Dahulu kala, dipedalaman Jepang ada sepasang kakek dan nenek yang tidak mempunyai keturunan. mereka hidup berselimutkan sederhanan di sebuah desa kecil. Pada suatu hari, sang kakek dan nenek pergi kedalam hutan untuk mencari tumbuhan yang bisa digunakan untuk kebutuhan hidup. Tiba - tiba  sang kakek berteriak kepada nenek.
"nek kemarilah, disini ada buah momo yang amat besar" teriak kakek yang segera disusul oleh sautan nenek
"baru kali ini nenek lihat buah momo sebesar itu" kata nenek sembari menatap takjub pada buah momo yang tergeletak didepannya.
Sang kakek berniat membawa pulang buah momo yang ditemuinya itu. Tiba - tiba ada guratan retak dipermukaan buah momo. Lama kelamaan retakan itu semakin melebar hingga terlihat samar - samar bayangan bayi dari dalam buah momo.
Sementara kakek dan nenek masih tak percaya dengan apa yang terjadi didepan mereka. Seketika  itu terdengar suara tangis bayi yang memecah kesunyian hutan belantara.

Sang nenek mengambil bayi itu dari kulit buah momo, lalu sembari menatap sang kakek berkatalah sang nenek dengan naluri keibuannya yang mungkin belum pernah muncul sebelumnya.
"karena bayi ini, lahir dari buah momo maka akan nenek namai ia momotaro"
sang kakek menampakkan ekspresi
 setuju akan pendapat nenek. Hiduplah mereka bertiga dengan bahagia.

Setelah teater selesai, mimin juga sempat untuk berfoto bersama para aktor ala jepang nih!
Sebenarnya, legenda momotaro ini sangatlah mirip bahkan hampir sama dengan legenda timun mas yang kita tahu adalah cerita rakyat asal Jawa Tengah, Indonesia. Waah.. bagaimana bisa semirip ini ya gan, Cerita Rakyat Jepang Vs Cerita Rakyat Indonesia mana yang lebih menarik?

My Second Diary

Gadis Jagoan (Flash Fiction Mengharukan untuk Seorang Bapak)

07.54.00

"Assalamu'alaikum, bapak?"

Berharap ada jawaban dari suara penuh penuh wibawa seorang bapak. Tapi itu imposible bagiku dan dunia ini. Mana mungkin orang yang sepuluh tahun lalu telah berpulang bisa menjawab salamku. Ada  rasa nelangsa yang mendalam. Mengenang setiap senyuman serta tutur kata penuh kewibawaan yang dulu selalu ku dapat. Bapak, tahukah anak gadismu disini mengenang segala tentangmu?

Setiap pukul 01.00 dini hari aku berbalut sarung milikmu sembari menonton acara TV kesukaanmu. Disalah satu stasion tv engkau dan aku menonton gelar pertunjukan tinju. Engkau begitu khitmat pada setiap pukulan lawan yang dilontarkan kearah jagoanmu, sedangkan aku hanya membisu dalam hangatnya sarung yang kuambil darimu. Aku hanya melihat tanpa faham apa yang ku tonton. Yang kutahu aku ingin menjalani kebersamaan bersamamu, Bapak.
sesekali aku menggodamu dengan gayaku menirukan jagoanmu, sedang kau hanya tersenyum sembari membela diri dari pukulanku. Aku merasakan kebahagiaan menjalar kesetiap aliran darahku saat melihat senyummu, bapak.

Dan ketika pagi menyingsing, engkau menuntunku berkeliling desa tanpa alas kaki. katamu agar kerikil kecil bisa melancarkan aliran darahku lewat kerikil yang kupijak. Agak sakit memang, tapi tuntunan tangan penuh kasih sayang menguatkanku. Bisa seharian penuh kuhabiskan denganmu dulu. Hingga ibu terkadang geram saat ku membolos belajar dan memilih bermain bersamamu. Bapak, andai saja sesekali kau dengar isi hatiku dari surga sana, mohonkanlah agar Tuhan memberikanku kesempatan untuk menjadi gadis kebanggaanmu yang bisa menjadi awan teduh bagi keluarga.

Bapak, kalau saja engkau tahu bahwa waktu tak akan meluluhkan rasa rinduku. Sepuluh tahun sudah ku lalui hari tanpamu, tetap saja aku rindu. Ibu berkata jika kau ikhlas menerima takdir dan karena terbiasa maka bapak akan lebih bahagia disurga sana.
Benarkah itu bapak?

Benarkah kau bisa lebih bahagia tanpa gadis kecil yang selalu berlindung dibelakangmu dulu?
Akulah gadis kecil yang amat nakal dulu. Kini akulah wanita yang meniti hidup dengan membangun kebahagiaan tanpa hadirmu disisi kami. Andai saja takdir bisa ku rubah. ah bukan itu saja! andai saja waktu bisa kuhentikan, maka saat - saat kebersamaan denganmu itulah yang akan kuhentikan, Bapak. Agar Tuhan tak bisa memanggilmu dalam waktu yang terus bergulir.

Tapi sekali lagi itu diluar kuasaku. Tahukah kau Bapak, lima tahun yang lalu aku merasakan kau datang disisiku. Kau masih gagah dengan jas hitam serta peci hitam. Aku melingkarkan tanganku memelukmu. Aku merasakan kehangatan seperti dulu malam itu. Kehangatan kasih sayang dari sosok penuh wibawa dalam keluarga. Remang - remang ku beranjak mencari saklar lampu. Kuraba setiap jengkal tembok kamar depan, tapi tetap nihil. Aku tak bisa menghidupkan lampu. kasihan bapak jika harus tidur dalam kegelapan karena ku tahu betul kau tak pernah memadamkan lampu saat kau tertidur. Masih belum menyerah aku menggunakan instingku dalam kegelapan malam untuk menghidupkan lampu kamar depan.

Gubrakkk....
Aku terjatuh saat kakiku tersangkut barang yang tak bisa kulihat seperti apa bentuknya. Tiba - tiba ibu membuka pintu serta menghidupkan lampu. Aku tak percaya dengan apa yang kulihat. Bagaimana bisa kini aku berada di kamar tengah, sedangkan semenit yang lalu aku masih bisa merasakan aku tidur bersama bapak dikamar depan. Pantas saja saklar lampu tak kutemui karena letak lampu antara kamar depan dan kamar tengah memang berbeda.

"kau mencari apa nak?" tanya ibuku yang nampak khawatir melihatku terpaku dalam kebingungan.

"Bapak sih kemana? tadi aku mau ngidupin lampu buat bapak tapi malah kesandung"

Aku tak tahu ibu mengapa ibu seketika itu bercucuran air mata. Sedang aku masih dalam posisi bingung yang amat sangat.

"kau dari tadi tidak tidur dikamar depan nak, dan kau tidur sendirian. relakanlah bapakmu yang telah pergi lima tahun yang lalu" kata wanita paruh baya itu sembari memelukku.
Bapak, tahukah malam itu akau berhalusinasi karena rinduku padamu yang amat dalam?
Karena itu bapak, aku ingin bertanya padamu "Bapak, bahagiakah kau disurga?"

Jika jawabmu ia, maka tak ada alasan untukku merindumu lagi seperti semenit yang lalu. Bukankah dulu kau ajarkan padaku untuk menjadi kuat seperti jagoanmu? karena itulah aku ingin menjadi kuat fisik dan mental seperti jagoanmu. Biar ku katakan pada dunia bahwa aku memepunyai bapak yang amat hebat dan ku pamerkan kepada semesta betapa aku menyayangimu, Bapak.

news dan tips - tips simple

Contoh Daftar Riwayat Hidup Berbahasa Inggris (Curriculum Vitae / CV)

08.50.00



PERSONAL INFORMATION


Name : Nurus Syarifatul Ngaeni
Address: Madukara, Banjarnegara
Place/ Date Birth: Banjarnegara, 28 June 1995
Religion: Islam
Sexsuality: Female
Nationality: Indonesian
Phone : 085291491***
Marrital Status : Single


EDUCATIONAL BACKGROUND
·         Informatin System (2013 - 2017)
·         Senior High School Al Fatah (2010 - 2013)
·         Junior High School Cokroaminoto (2007 - 2010)
·         Elementary School Raudhotut Athfal (2001 - 2007)


ORGANISATION BACKGROUND
·         Member  of BEM Tunas Bangsa University (2014 - 2015)
·         Member  of KNPI (2014 - 2015)
·         Secretary of IPPNU (2014 - 2015)
·         Secretary of BMB (2014 - 2015)
·         Secretary of OSIS Senior High School Al Fatah (2011 – 2012)
·         Member of Scouts Al Fatah (2010 - 2012)
·         Secretary of Junior High School Cokroaminoto (2008 - 2009)



WORK EXPERIENCE
·         Manager  In “Nurus’s Art” (2012 - 2014)



Hobby and Interesting
I spare my time for touring and reading some interesting book.
I like studying english. I can speak english good in orally or writy. In other hard.
I usually watching movie in a week and I spare my time for studying computer.
I can use computer in Windows Program.

news dan tips - tips simple

Contoh Teks MC atau Pembawa Acara dalam Bahasa Inggris

08.10.00

Ladies and gentlemen
Now let's step in the first point of the agenda namely the opening. I think it's better to begin our program with the reading of ummul qur'an. Through the reading of ummul qur'an we expect Alloh blesses our program. Al fatihah.............

Thank you, let's continue of agenda. the second point of the agenda is the reading qur'an verses that will be performed by Umul Khikmah. it's the time for you to be on this stage,please..

Thank very much for the good and beautifull recitation and shalawat. Now we move to the third point of the agenda namely welcoming speeches.
The first speech will be presented by the prinsiple of islamic boarding school al fatah, please welcome Mrs. Hj Fitri Muhlisoh

Thanks for your interesting speech, may Alloh always show us to the right path.
The second speech will be hold by school committee. to Mr. H. Hanafie we cordially ask you to present your welcoming speech on this stage, please.

Thank you for valuable advice. may Alloh always show us to the right path.
The continue of the agenda is discussion. The discussion will be conducted by Mr. Zainul Arifin and continue with pray. this time for you to be on this stage, please.

Thank you very much for the discussion and pray God bless us.
Alhamdulilah, praise be to Alloh all point of our agenda have run smoothly. Now we step in the closing will be in.





"Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak percaya itu"

_Ali bin Abi Thalib_

Like me on Facebook