Koleksi Buku Bacaan

Review Buku Move On Nggak Pake Lama (Move On GPL)

19.46.00


Masa remaja adalah fase dimana setiap individu menemui beragam pengalaman hidup yang tidak jarang mendatangkan kegalauan tersendiri. Tentunya setiap remaja membutuhkan perhatian dan pendampingan orang tua meskipun hanya untuk sekedar teman curhat. Remaja masih tergolong makhluk ababil yang mudah goyah pada setiap perubahan. Dhian Motivateen, salah satu motivator sekaligus penulis ternama Indonesia, menawarkan solusi yang dikemas didalam formula rahasia bagaimana menjadi remaja diatas rata – rata. Sebagai penulis, beliau juga menantang keberanian teman – teman untuk membaca buku ini. banyak formula – formula yang dirancang khusus untuk membantu kalian melakukan perubahan


Dengan judul yang ciamik “Move On Nggak Pake Lama” nyatanya buku setebal 239 halaman ini dikemas dengan gaya bahasa ringan sehingga tidak membosankan ketika membacanya. Bahkan aktor ternama Indonesia, Teuku Wisnu juga mengungkapkan betapa asyiknya membaca buku ini. 


Cieeh foto bareng sama penulisnya langsung setelah kopdar di kota sebelah

Celoteh

Di Antar Polisi untuk Ambil Helm dan Surat Kelengkapan.

10.41.00



^_^ *smile


Hallo Guys,
Kali ini aku bakan berbagi cerita ya kaya pengalaman kena tilang sama para  mas – mas polisi gitu. Untuk persiapan acara seminar minggu depan, aku dan mumu seperti biasa cus beli tiket luar kota. Eh pas sampai diperkotaan kita merasa ada sesuatu yang aneh.
Masih dalam posisi termangu, kita tersadar ternyata yang membuat susana aneh yakni adanya segerombolan polisi yang sedang melakukan operasi mendadak. Di perempatan lampu merah setidaknya ada sekitar 10 orang polisi. Yah 8 diantara mereka tergolong mas – mas gitu. Cakep sih tapi ngeselin.

Untuk pertama kalinya kita kita masuk ke kantor pos polisi sebagai pelaku pelanggaran. Yaps bener banget kita, dua orang cewek dengan kerudung gede bak seorang alien ditengah – tengah perkumpulan manusia yang disebut polisi. Mereka yang mengaku sebagai penegak hukum dan mengayomi serta melayani masyarakat tiba – tiba menjelma menjadi tuan dadakan. Kalian pasti tahu posisi kami sebagai apa bukan? Pihak yang melayani tiba – tiba meminta dilayani. Yaps itulah citra kepolisian dimata masyarakat.

Dengan lugas kita mengakui kesalahan karena tidak membawa helm. Setelah diinterogasi beberapa menit nampaknya sikap mereka agak segan pada kami. Jika sebelumnya kita menuggu diluar pos, namun tidak sampai setengah jam kita duduk ngobrol dengan pak Riz** di ruang pendataan polisi. Yah untuk pertama kalinya kami ngomong cap cis cus menyampaikan unek – unek mengenai pandangan kami, eh masyarakat mengenai polisi.

Sembari menunggu SIM dan STNK yang tertinggal, kami banyak berbincang yang justru cendrung meledek kinerja polisi. Dengan gaya bahasa yang ringan kami menanyakan hal – hal yang sama sekali tidak kita temui jawaban yang pas (setidaknya menurut versi kami). Hehe maaf ya pak, kalau kami terlalu meledek. Tapi kami kira bapak sangat sabar dan legowo dengan argument kami. hehe

“ Pak, mohon maaf ini operasi dalam rangka apa ya pak? “ tanyaku pada tiga orang polisi yang jawabannya bermacam tiga pula.
“untuk pengamanan aja dek” tutur polisi dengan tetap menatap layar monitor ber-back ground biru tua dengan bunyi khas game online.

“ Ooo biar aman ya pak, kok kita sama sekali gak digeledah, kalau misalkan saya bawa bom di tas gimana. Lagian didepan gak ada digeledah juga barang bawaannya? “ aku memancing, sedang sang polisi memalingkan wajah dari monitor, sekilas menatap kami dengan senyum yang entah apa maksudnya.

Setelah beberapa menit, SIM dan STNK yang kami minta tak kunjung datang. Pak Riz** menyodorkan handphone menawarkan bantuan barangkali kami bisa menghubungi teman untuk menjemput. Dengan jaim kita menolak sembari tersenyum kecut, mungkin jaim tetap harus kami dipertahankan.

Kebetulan kami kena operasi berbarengan dengan santri putra ponpes di lingkungan asrama, jadi sekalian kami mintai tolong mereka untuk mengambilkan SIM dan STNK. Karena tak kunjung datang kami minta tolong untuk dipinjami motor  untuk mengambilnya. sedang untuk menjamin kepercayaan maka salah satu dari kami tetap tinggal di pos polisi hingga surat - surat datang.
Oya lucunya pak Riz** yang sibuk dengan komputernya ini mirip sekali dengan Vicky Prasetyo. Tingkah lakunya juga gak jauh beda sih, rada gimana gitu, tapi asik diajak ngobrol. Eh hehe map ya pak, kadang kita gak bisa bohong. Entah begitu baiknya atau bagaimana mendengar kami meminta dipinjami motor ia justru keluar ruangan.

“Woy, yang nangkap dua adek ini siapa ya!” dengan suara lantang pak riz** membuat polisi yang bertugas mengarahkan pandangan padanya.
Entahlah menurut kami itu salah satu aksi heroik yang berlebihan. Setelah itu kami tidak mendengar percakapan apa lagi diantara para polisi. Jam menunjukan pukul 21 : 00. Setengah jam lagi pos polisi akan ditutup dan semua motor harus ditahan. Salah satu diantara kami harus tetap tinggal sementara diantara kami diantar oleh pak riz** untuk pulang mengambil STNK dan SIM.


Entah semua kebaikan para polisi itu modus atau tulus, kita sama sekali gak pengin tahu. Eh maksudnya ya nafsi – nafsi aja lah yee… intinya kami mengeluarkan jurus negosiasi kami malam ini. Dan kalian tahu hasilnya, sukses! Meskipun seminggu lagi kita hadir dipersidangan tapi setidaknya kami harus berterima kasih pada pak Riz** yang berkenan mengantarkan kami mengambil perlengkapan. Terima kasih pak polisi untuk bantuan dan pelayanannya. Semoga tulus  membantu kami  (bukan modus) eh keceplosan, maaf pak ^_^ 





"Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak percaya itu"

_Ali bin Abi Thalib_

Like me on Facebook