Celoteh

Ketika Futur Menyambagi Hatimu

21.04.00


Futur, Se-Futur - Futurnya ...

Hati manusia itu tidak tetap, mudah berubah meski tanpa sebab.
Se suka apapun, se cinta apapun, akan ada masanya datang jenuh bahkan hilang feeling.

Senyaman apapun aktivitas nulis, tetap saya juga manusia dengan hati yang tidak tetap, ya sesekali hilang feeling, buntu ide, bahkan pernah ngerasa "enek" liat keyboard, ini serius...

Mungkin sama hal nya kayak ibadah,
Kita semua tahu, Alloh sama sekali tidak diuntungkan atau dirugikan dengan persoalan ibadah hambaNya.
Kita yang butuh untuk shalat, dzikir dll... Untuk mengisi kekosongan jiwa kita sendiri. Tapi masih sempat aja kesambet "futur" ya? Mengherankan!
Bener - bener nggak tahu diri ya? hehehe

Apalagi sebagai salah satu Hawa di muka bumi ini, kita seringkali tertatih untuk istiqomah. Pas lagi semangat - semangatnya ibadah, eh datang masa libur. Begitu seterusnya fase ikhtiar kita mengikat semangat dalam dada.

Rasanya, saat semua hal enggan dilakukan itu ....
Entahlah... Lebih ingin menenggelamkan diri dalam mimpi.
Lebih dari itu, rasanya pengin memejamkan mata sembari mengeja pikiran, mencoba bicara dengan hati kita sendiri.

yaa muqollibal qulub tsabbit qolbi 'ala diinik

Celoteh

Karena Menolak Ternyata Butuh Keberanian dan Kenekatan

17.02.00


Miris pake banget itu ketika menyaksikan adik - adik kecil di terminal nenteng gitar atau kendang dengan rambut pirang....  
Sosok yang terpaksa dewasa dari ucapan dan lakunya. Lirik yang mereka dendangkan, Duh! Sepertinya tidak akan akan lolos sensor KPI. Terlalu risih diperdengarkan

Dimana kita saat seusia mereka?  
Aish.... Rasanya ingin sekali berkata, "Dek, latihan nulis yuk, biar dapat duit"

Kita tahu bahwa orientasi mereka terbatas pada kata "duit". Mereka pikir semua keinginan dan harapan bisa terbeli oleh rupiah. Mereka terlalu asing untuk ditanya "Kelas berapa atau sekolah dimana" 

Mereka yang mimpinya direnggut sebelum lisan mereka mampu mengeja huruf m-i-m-p-i

Mereka hanya punya harapan, esok pundi - pundi rupiah terkumpul penuh. Hingga akhirnya menua dalam sesal, ternyata rupiah ini tak cukup layak menuntaskan harapan - harapannya....

Sedangkan aku, adalah saksi hidup yang menatap senyum sumringah mereka ketika menerima lembaran rupiah. Sesederhana itukah? Malu juga rasanya teringat diri yang sering kufur nikmat. Sering cemberut untuk hal sepele. Mungkin nangis darah jika diri ini ada di posisi mereka.

Hingga datang sosok semprawut menenteng gitar dengan nada sumbang, bukan cuma itu, suaranya juga sumbang. " Meminta ijin mencari rizki, daripada merampok atau mencuri"
Aduh mas bro, kalimatmu, gesture tubuhmu, itu sudah bagian dari 'mencuri'. 
Iya! Mencuri "kebebasan" kami untuk tidak memberimu rupiah....


Aku hanya sibuk mencari alasan mengapa harus memberi? Dengan tubuh kekarmu dan suara sangarmu, kau bisa dibayar mahal mengamankan orang penting di negeri ini hehehe
Aku hanya butuh mengumpulkan keberanian, tengok kanan kiri yang begitu bersemangat memberimu rupiah.

Nyatanya, aku perlu mengumpulkan "kenekatan" supaya tanganku tidak gemetar berkata tidak. Hehe
Toh, kamu bukan adik kecil yang perlu dikasihani kan, mas bro? 
Semoga kau dan adik - adik kecil itu, dipertemukan dengan orang - orang baik. Iya, orang baik yang mampu memberdayakan potensi kalian.
Semoga.....

Celoteh

Selagi Muda, Selagi Bisa, Kudu Rakus Sama Ilmu

23.09.00




Justru, karena belum berkeluarga jadi harus rajin berburu ilmu parenting, biar esok sudah layak di panggil "Bunda" oleh para malaikat kecil. #QA

Fitrah seorang wanita yakni menjadi madrasah pertama bagi anaknya, Tugasnya, Bagaimana menjadikan rumah sebagai madrasah akhlak bagi anak. Bagaimana menjadi penyejuk mata dan hati bagi suami. Yaah untuk poin terakhir kudu ngulik ilmunya lebih dalam. Maklum ya sist, wanita itu makhluk unik yang hobi ngambek. Hal paling 'enteng' bagi pria pun bisa saja terlihat 'fatal' di mata wanita. Kalau urusan marah mah, 1 menit reda. serius..... cuman sisanya ngambek dalam diam aja. "merapal ego dalam sunyi" hihihi ...

Ibrahnya dari parenting hari ini, ternyata 'anak' jauh lebih perlu kita siapkan kriteria nya. Siapin proposalnya. Temukan role mode untuk anak kita, mau se- shaleh siapa, mau secakep siapa, mau se sukses siapa dst...
"Jangan cuma fokus mikirin proposal ta'aruf aja atuh kang, hehep "

Besok pagi buta mesti meluncur lagi ke kota sebelah... Gantian berburu ilmu bisnis, kopdar komunitas dan ketemu klien (pengguna setia jasa artikel SEO). Mumpung masih bisa!
"Main mah bisa kapan - kapan, tapi urusan 'cari ilmu' kalau nggak sekarang, mau kapan?"
Mumpung muda, mumpung sehat dan mumpung sempat. Iya kan, Iya kan..?

Kalau kata papi Steve Jobs " Stay Hungry, Stay Foolish".
Sederhananya, kita di suruh 'rakus' sama ilmu. Kalau mau berkembang ya up grade terus ilmu kita. Semakin belajar justru semakin kita merasa lapar untuk menelan ilmu - ilmu lainnya.





"Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak percaya itu"

_Ali bin Abi Thalib_

Like me on Facebook