Pergi Saja Bila Bosan

21.51.00


Sejak malam itu, ia tak lagi menghubungiku baik secara langsuung maupun melalui sosial media. benar! menghindarlah sejauh mengkin dari pandanganku. aku terlalu benci untuk mengingat apa yang ia lakukan sebelum kepergiannya. dulu akau memang mencintainya, bahkan ia nafas kedua bagiku. tapi sekarang ia bagaikan ular kobra sedangkan aku hanya tikus kecil yang apabila berdekatan, maka jadilah aku sebagai pengganjal perutnya. aku ingat betul, bagaimana aku melihat dengan kedua mataku sendiri ia berpelukan dengan wanita lain. dan lebih menyakitkan lagi ia teman dekatku sendiri. aku memergoki hal yang sangat menyakitkan dalam hidupku. entah bagaimana ku goreskan kedalam hati segala luka yang begitu menyayat ini.
"aku hanya bosan dengan rutinitas saja, tidak ada maksud untuk berselingkuh"
aku tak menghiraukan perjelasannya. dia bosan?
memangnya aku juga tak bosan?
tapi mengapa harus aku yang terkorbankan saat kebosanan melandanya?
mengapa?
plaakk!
aku menampar pipi kanannya, entah dirasuki iblis macam apa hingga aku menampar wajah manusia untuk pertama kalinya. dan bukan manusia biasa yang kutampar. ia lelaki yang pernah mengisi setiap sudut ruang hatiku. dan kini ia juga yang menyematkan luka disetiap aliran darahku.
"pergi saja bila kau merasa bosan"
aku membuang muka dari segala pandangannya. ia hanya menatap sendu dalam ekspresi bersalah. tapi aku terlanjur tak menyimpan lagi rasa cinta untuknya sedikitpun.
aku murka padanya.
aku jua murka pada kebosanan.
dalam ramainya jalan serta hiruk ikuk manusia yang berlalau lalang dtaman kota. aku, ia dan temanku hanya terpatri dalam perasaa yang tak bisa terdeskripsikan dengan kata - kata lagi.

Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di Facebook dan Twitter @nulisbuku

You Might Also Like

0 komentar





"Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak percaya itu"

_Ali bin Abi Thalib_

Like me on Facebook