Bisakah Kau Berpura - Pura Mencintaiku Satu Tahun Mendatang?

21.34.00


"Kamu mungkin tak pernah tahu mengenai kejujuran yang ada pada hatiku, tapi kau pasti tahu akan kejujuran hatimu sendiri"

Aku hanya terdiam mendengar setiap untaian kata yang ia lontarkan kepadaku. semenit yang lalu, aku dan dirinya memang terikat ikatan dengan cincin yang melingkar dijemari kami. tapi itu satu menit yang lalu. kini suasana mencekam bagai perburuan hantu dalam film horor, bahkan lebih dari itu. disisi lain, rasa bersalah mendekapku dengan sangat kuat hingga membuatku sesak untuk menghirup udara. nafasku terasa berat setiap untaian kata terlontas dari bibirnya. ya memang benar jika aku memebohonginya tepatnya membohongi perasaanku sendiri. bahkan bertahun - tahun lamanya aku memainkan drama percintaan ini.

"Maafkan aku" Kataku lirih sembari menunduk semakin dalam.

Hanya kalimat pendek yang mampu ku ucapkan untuk menimpali pembicaraan semu kami. aku memang manusia kejam, tapi ini berlalu begitu saja tanpa memberikanku keberanian untuk mengakui bahwa aku sudah mempunyai tambatan hati ketika ia melamar kepada orang tuaku. aku terlalu takut untuk menentang perintah mereka. tepatnya aku manusia bodoh yang diliputi ketakutan tak berarti. hingga tanpa sadar ku malah melukai pria baik hati yang menaruh hati padaku.
guratan pasrah nampak jelas pada setiap sudut matanya. ah tatapan sendu justru makin memebuatku merasa tersiksa akan rasa bersalahku sendiri.

Kenapa aku begitu kejam menarik ulur hatinya?
Kenapa tak ku katakan saja bahwa aku sudah mempunyai kekasih?

Harusnya ku katakan hal itu saat kedua belah keluarga berkumpul membocarakan hal ini. dan mungkin hal indah baginya, tapi tidak bagiku. aku terjebak pada rasa takut tak bermakna.

"Ini Zack, dia kekasihku yang sekarang menempuh gelar doktornya di Swiss. orang tuaku agak tak menyukainya karena ia terlalu ambisius pada karirnya"

Ada guratan kecewa ketiaka ku sebut nama pria lain dihadapannya. pria lain yang lebih aku cintai darinya. entahlah, aku kalut menyingkapi kondisi ini.
Tapi maafkanlah untuk ini, aku harus jujur agar kau tak lebih sakit hati. dan aku harus jujur jika hatiku sudah dimiliki pria lain. Maaf jika sikapku menumbuhkan sebersit harapan dihatimu.

"Bisakah kau berpura - pura mencintaiku satu tahun mendatang? Rasanya kepura - puraan itu akan menuai rasa bahagiaku terhadapmu" sembari menatapku mataku dalam sedang jemariku digenggamnya erat.

"Aku sudah terlalu lama berpura - pura, sudah cukup sampai sini saja" Kataku datar dengan tatapan nanar berusaha melepaskan jemariku dari telapak tangannya.

Aku beranjak pergi meninggalkan satu anak manusia itu dalam keadaan tertunduk lesu. Entahlah, aku tidak bisa lagi berpura - pura seperti yang ia inginkan, cukup satu tahun yang lalu saja. Bukankah satu tahun mendatang kita sama - sama ditunggu dua makhluk yang akan mendampingi dimasa tua kelak?

Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di Facebook dan Twitter @nulisbuku

You Might Also Like

0 komentar





"Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak percaya itu"

_Ali bin Abi Thalib_

Like me on Facebook