Rangkulan Kakak dalam Tragedi April Mop
22.02.00
Aku berjalan limbung saat tahu bahwa orang tua kami mengalami kecelakaan dalam perjalanan pulangdari perjalanan bisnisnya. Sedang kakak ku merangkul pundakku untuk sekedar menenangkan kegundahan serta ketakutan hatiku. Bagaimana aku bisa menerima kabar buruk ini?
Kakak saat itu mencoba tegar walaupun ku lihat dalam raut wajahnya tertumpuk rasa sendu yang amat dalam. Diantara dedaunan yang gugur di musim ini, kami melangkahkan kaki untuk menuju tempat dimana kami bisa berjumpa dengan raga orang yang amat kami kasihi untuk terakhir kalinya.
Tiba - tiba datang seorang bertopi serta berpakaian serba hitam berjalan mendekat ke arah kami. Entah kebetulan atau memang disengaja meliintas mobil jeep cokelat yang berjalan amat pelan disamping lelaki misterius itu. Secepat apapun, aku tetap bisa merasakan saat lelaki misterius itu mengambil tangan kakak dalam pundakku. Ia secara paksa membawa kakak lelakiku itu masuk ke mobil jeep tersebut. Bersamaan dengan itu keluarlah dua orang berperawakan seram dari mobil tersebut.Mereka juga memaksaku untuk masuk ke mobil tersebut. Didalam mobil aku hanya bisa menangis terisak dengan musibah ini. Bagaimana bisa di saat yang bersamaan orang tua kami harus berpulang ke pangkuan Tuhan dan kini aku berserta kakakku disekap tiga orang lelaki misterius ini. Aku hanya terpikir jika kami pastilah menjadii korabn penculikan seperti sebuah serial tv yang pernah ku tonton. Sekilas ku tengok wajah kakak di sebelahku, ia menitikan air mata. Dan ini pertama kalinya kau melihatnya menangis. Sunggu ingin rasanya ku mengumpat takdir.
Entah bagaimana aku kini hanya melihat ruang gelap yang berdebu tebal.Aku yakin ini adalah gudang. Aku tak menemui sosok kakak yang semenit yang lalu diculik disampingku. Dalam kegelapan ini aku hanya melihat seonggak kayu, lampu bohlam yang usang serta perabotan yang telah rusak.
Tiba - tiba....
"Happy birthday my sweety girl" suara segerombolan orang yang keluar dari pintu usang tepta didepan mataku. Aku masih belum sadar apa yang terjadi. Kulihat dalam gerombolan itu orang tua serta kakakku. Apakah ini halusinasi atau apa?
"hei adikku yang jelek, sadarlah ini hanya settingan saja untuk mengerjaimu. bukankah ulang tahunmu bersamaan dengan april mop?"
oh Tuhan, seketika menghembuskan nafas panjang sekali untuk menandakan betapa leganya rasa hatiku. Ternyata semua ini hanya gurauan yang ku aanggap jayus.
Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di Facebook dan Twitter @nulisbuku
0 komentar