Islam dan Sejarahnya di Jepang
13.18.00
Agama islam
pertama kali dikenal oleh masyarakat jepang adalah sekitar tahun 1877 yang
bersamaan waktunya dengan hadirnya agama Nasrani dari Barat ke negara tersebut.
Seiring kemudian muncul buku terjemahan bahasa Jepang mengenai riwayat hidup
Nabi Muhammad. Hal ini secara langsung membantu islam menempatkan diri pada
wacana intelektual warga setempat.
Kontak
penting lainnya adalah tahun 1890 saat sebuah kapal laut milik kerajaan Turki
Ottoman singgah dijepang dalam rangka menjalin hubungan diplomatik. Dari
sinilah warga jepang lebih mengenal islam serta kebudayaannya. Akan tetapi
dalam perjalanan pulang, kapal bernama Entrugul ini karam. Adapun orang jepang
pertama yang memeluk islam adalah Mitsutaro Takaoka Yamaoko setelah
melaksanakan ibadah haji. Namun, penelitian lain menyebutkan bahwa orang jepang
bernama Torajiro Yamada kemungkinan merupakan pemeluk islam pertama disana dan
pernah berkunjung ke Turki.
Komunitas
muslim baru ada setelah kedatangan pengungsi dari Uzbek, Kirghiz, Kazakh, dan
kaum Tatar muslim yang lari akibat terjadi revolusi Bolshevik di Rusia selama
perang dunia I. Pemerintah kekaisaran Jepang kemudian bersedia menyediakan
lahan untuk tempat tinggal mereka diberbagai kota hingga membentuk komunitas –
komunitas kecil. Munculnya komunitas muslim ini, akhirnya berdampak
didirikannya sejumlah bangunan masjid. Salah satu yang dianggap penting adalah
masjid Kobe yang dibangun tahun 1935 dan masjid Tokyo tahun 1938. Berkat
komunikasi yang inten antar pemeluk islam, beberapa penduduk jepangpun beralih
ke islam pada saat itu. Islam mengalami perkembangan pesat selama berkecamuknya
perang dunia ke II . kekaisaran dan militer jepang banyak menjalin hubungan
dengan sejumlah orhganisasi dan pusat kajian islam serta negara islam. Pada masa ini sebanyak
100 buku dan jurnal mengenai islam terbit diJepang. Namun tujuan utama pihak
militer mendekati kalangan islam adalah guna mendapat pengetahuan tentang islam
dalam kaitan rencana invasi ke negara – negara Asia Tenggara yang berpenduduk
muslim. Pada tahun 1953 organisasi muslim pertama (Japan Muslim Association)
berdiri dibawah pimpinan Sadiq Imaizumi. Jumlah anggotanya sebanyak 65
orang dan bertambah dua kali lipat dua
tahun kemudian.
Pengganti
Sadiq adalah Umar Meta. Dia mempelajari islam ketika bekerja di Manshu Railway
Company di Cina saat perang dunia ke II. Karena sering sekali berhubungan
dengan umat muslim peking-cina, lama – kelamaan umar percaya terhadap ajaran
islam dan memutuskan beralih menjadi muslim. Sesudah kembali ke Jepang, ia
pergi ke Mekah dan tercatat sebagai orang jepang pertama yang berhaji setelah
masa perang. Tak hanya itu, Umar kemudian membuat terjemahan Al Qur’an kedalam
bahasa Jepang. Satu lagi masa kejayaan
islam diJepang tatkala terjadi krisis minyak dunia pada tahun 1973.
Negara – negara Timur telah mengembargo pasukan minyak mentahnya kepada negara
yang mendukung Israel. Oleh karenanya, perhatian warga Jepang tercurah pada
perkembangan islam khususnya di Timur Tengah. Mereka pun makin menyadari
pentingnya menjalin hubungan dengan negara – negara tersebut bagi pertumbuhan
ekonomi Jepang. Akan tetapi usai krisis minyakk reda, islam kembali dilupakan
oleh masyarakat Jepang. Hingga kini
islam seolah sulit berkembang diJepang.
Salah satu sebabnya adalah ketaatan warga Jepang terhadap Sinto dan Budha.
Statistik menyebutkan, sekitar 80 % perduduk memeluk Sinto dan Budha. Hanya
satu dari empat penduduk Jepang yang menganut agama lain. Adapun agama islam
dianut oleh sekitar satu setengah juta jiwa.
Jumlah ini terhitung kecil dibandingkan populasi di Jepang sebanyak 120 juta jiwa.
Sebagian
pemeluk islam ini adalah para pelajar dan imigran dari negara Asia Tenggara dan
Timur Tengah. Hanya sedikit yang warga asli Jepang.umumnya terkosentrasi di
kota – kota besar semisal Hiroshima, Kyoto, Nayoka, Osaka, dan Tokyo. Secara
rutin dakwah juga berjalan pada komunitas – komunitas muslim ini. Pada
kenyataannya pula asosiasi pelajar muslim serta organisasi keagamaan kerap
menyelanggarakan acara bersama serta diskusi untuk menambah pengetahuan tentang
islam. Selain itu, acara tersebut terbukti efektif dalam membina persaudaraan
sesama muslim. Beberapa tahun lalu, Dr Salehh Samarrai yang pernah belajar
dinegara sakura itu dari tahun 1960,
membentuk Japan Islamic Center dan menyusun metode dakwah efektif di Jepang.
Sumbangsihnya ini akhirnya mampu mendorong upaya pengembangan islam serta
mengenalkan islam secara luas pada masyarakat Jepang yang kosmopolitan.
0 komentar