Semua hal pasti akan berubah!
Skill harus selalu di up grade, dengan begitu nilai kita juga bertambah.
Iseng buka ORDERAN ARTIKEL 2 tahun yang lalu, asli illfeel sendiri bacanya.Padahal seingat saya, tulisan itu panjangnya hanya 1000 kata dan saya selesaikan dari pagi hingga sore karena libur kuliah. Dengan waktu yang begitu banyak seharusnya hasilnya juga mendekati sempurna ya gan? haha namun apa mau dikata, ekspektasi masih jauh dari realita.
Dengan kualitas yang serba terbatas, tulisan saya saat itu bisa anda dapatkan per 1000 kata dengan harga 5 K - 8 K saja lho... kata orang Jawa mah "Rega Gawa Rupa". Ada harga, ada kualitas. Begitulah kurang lebihnya. lebih dari faham, saya rasa yag terpenting bukan harga tulisan saat itu. Tapi lebih kepada prosesnya.
Ceritanya, klien lama jaman baheula ngorder lagi, minta portofolio terbaru. Dengan mantab order ratusan artikel. waah.. suasana hati jadi riang tak terkira gan... namun berujung pahit ketika si klien ngotot minta harga lama tapi kualitas artikel sesuai portofolio terbaru.Tidak lagi bisa dikatakan tawar menawar, tapi jatuhnya mengintimidasi. Okey, ....
Semoga anda juga bisa menerima, bahwa semua hal pasti berubah. Tak terkecuali harga artikel xixixi jangan over paranoid begitu laah... kita sama - sama ikhtiar cari nafkah haha...
Khusus buat kamu yang ingin dapat promo spesial, bisa langsung kontak ke Katasia yaa..
Malam ini, kita akan menuturkan mengenai manusia yang terlanjur tumbuh kaku.
Perjalanan anak manusia yang kadang terkesan ambigu cenderung wagu.
Dalam diamnya, hatinya berbisik... "Curhatlah sejenak pada yang punya hidup, bukan pada sesama yang tak akan menemui ujung penyelesaian"
Keluh kesahmu jika bukan menjadi angin lalu, bisa jadi kabar burung yang terbang kesana sini, bahkan tragisnya membuat resah makhluk lain.
Meski begitu nduk, kita hidup dengan jutaan manusia beragam rasa, adakalanya berlatih mengekspresikan diri melalui cerita adalah cara terbaik menuju sebuah pemahaman.. Meski hal itu terlihat sulit untuk manusia yang terlanjur tumbuh kaku namun perlahan tapi pasti, belajarlah melunakkan perasaan. Belajarlah menyampaikan gagasan dengan kalimat yang lapang bagimu, baginya dan bagi mereka.
Futur, Se-Futur - Futurnya ...
Hati manusia itu tidak tetap, mudah berubah
meski tanpa sebab.
Se suka apapun, se cinta apapun, akan ada
masanya datang jenuh bahkan hilang feeling.
Senyaman apapun aktivitas nulis, tetap saya
juga manusia dengan hati yang tidak tetap, ya sesekali hilang feeling, buntu
ide, bahkan pernah ngerasa "enek" liat keyboard, ini serius...
Mungkin sama hal nya kayak ibadah,
Kita semua tahu, Alloh sama sekali tidak
diuntungkan atau dirugikan dengan persoalan ibadah hambaNya.
Kita yang butuh untuk shalat, dzikir dll...
Untuk mengisi kekosongan jiwa kita sendiri. Tapi masih sempat aja kesambet
"futur" ya? Mengherankan!
Bener - bener nggak tahu diri ya? hehehe
Apalagi sebagai salah satu Hawa di muka bumi
ini, kita seringkali tertatih untuk istiqomah. Pas lagi semangat - semangatnya
ibadah, eh datang masa libur. Begitu seterusnya fase ikhtiar kita mengikat
semangat dalam dada.
Rasanya, saat semua hal enggan dilakukan itu
....
Entahlah... Lebih ingin menenggelamkan diri
dalam mimpi.
Lebih dari itu, rasanya pengin memejamkan mata
sembari mengeja pikiran, mencoba bicara dengan hati kita sendiri.
yaa muqollibal qulub tsabbit qolbi 'ala diinik
Miris pake banget itu ketika menyaksikan adik - adik kecil di terminal nenteng gitar atau kendang dengan rambut pirang....
Sosok yang terpaksa dewasa dari ucapan dan lakunya. Lirik yang mereka dendangkan, Duh! Sepertinya tidak akan akan lolos sensor KPI. Terlalu risih diperdengarkan
Dimana kita saat seusia mereka?
Aish.... Rasanya ingin sekali berkata, "Dek, latihan nulis yuk, biar dapat duit"
Kita tahu bahwa orientasi mereka terbatas pada kata "duit". Mereka pikir semua keinginan dan harapan bisa terbeli oleh rupiah. Mereka terlalu asing untuk ditanya "Kelas berapa atau sekolah dimana"
Mereka yang mimpinya direnggut sebelum lisan mereka mampu mengeja huruf m-i-m-p-i
Mereka hanya punya harapan, esok pundi - pundi rupiah terkumpul penuh. Hingga akhirnya menua dalam sesal, ternyata rupiah ini tak cukup layak menuntaskan harapan - harapannya....
Sedangkan aku, adalah saksi hidup yang menatap senyum sumringah mereka ketika menerima lembaran rupiah. Sesederhana itukah? Malu juga rasanya teringat diri yang sering kufur nikmat. Sering cemberut untuk hal sepele. Mungkin nangis darah jika diri ini ada di posisi mereka.
Hingga datang sosok semprawut menenteng gitar dengan nada sumbang, bukan cuma itu, suaranya juga sumbang. " Meminta ijin mencari rizki, daripada merampok atau mencuri"
Aduh mas bro, kalimatmu, gesture tubuhmu, itu sudah bagian dari 'mencuri'.
Iya! Mencuri "kebebasan" kami untuk tidak memberimu rupiah....
Aku hanya sibuk mencari alasan mengapa harus memberi? Dengan tubuh kekarmu dan suara sangarmu, kau bisa dibayar mahal mengamankan orang penting di negeri ini hehehe
Aku hanya butuh mengumpulkan keberanian, tengok kanan kiri yang begitu bersemangat memberimu rupiah.
Nyatanya, aku perlu mengumpulkan "kenekatan" supaya tanganku tidak gemetar berkata tidak. Hehe
Toh, kamu bukan adik kecil yang perlu dikasihani kan, mas bro?
Semoga kau dan adik - adik kecil itu, dipertemukan dengan orang - orang baik. Iya, orang baik yang mampu memberdayakan potensi kalian.
Semoga.....
Justru, karena belum berkeluarga jadi harus rajin berburu ilmu parenting, biar esok sudah layak di panggil "Bunda" oleh para malaikat kecil. #QA
Fitrah seorang wanita yakni menjadi madrasah pertama bagi anaknya, Tugasnya, Bagaimana menjadikan rumah sebagai madrasah akhlak bagi anak. Bagaimana menjadi penyejuk mata dan hati bagi suami. Yaah untuk poin terakhir kudu ngulik ilmunya lebih dalam. Maklum ya sist, wanita itu makhluk unik yang hobi ngambek. Hal paling 'enteng' bagi pria pun bisa saja terlihat 'fatal' di mata wanita. Kalau urusan marah mah, 1 menit reda. serius..... cuman sisanya ngambek dalam diam aja. "merapal ego dalam sunyi" hihihi ...
Ibrahnya dari parenting hari ini, ternyata 'anak' jauh lebih perlu kita siapkan kriteria nya. Siapin proposalnya. Temukan role mode untuk anak kita, mau se- shaleh siapa, mau secakep siapa, mau se sukses siapa dst...
"Jangan cuma fokus mikirin proposal ta'aruf aja atuh kang, hehep "
"Jangan cuma fokus mikirin proposal ta'aruf aja atuh kang, hehep "
Besok pagi buta mesti meluncur lagi ke kota sebelah... Gantian berburu ilmu bisnis, kopdar komunitas dan ketemu klien (pengguna setia jasa artikel SEO). Mumpung masih bisa!
"Main mah bisa kapan - kapan, tapi urusan 'cari ilmu' kalau nggak sekarang, mau kapan?"
Mumpung muda, mumpung sehat dan mumpung sempat. Iya kan, Iya kan..?
"Main mah bisa kapan - kapan, tapi urusan 'cari ilmu' kalau nggak sekarang, mau kapan?"
Mumpung muda, mumpung sehat dan mumpung sempat. Iya kan, Iya kan..?
Kalau kata papi Steve Jobs " Stay Hungry, Stay Foolish".
Sederhananya, kita di suruh 'rakus' sama ilmu. Kalau mau berkembang ya up grade terus ilmu kita. Semakin belajar justru semakin kita merasa lapar untuk menelan ilmu - ilmu lainnya.
Sederhananya, kita di suruh 'rakus' sama ilmu. Kalau mau berkembang ya up grade terus ilmu kita. Semakin belajar justru semakin kita merasa lapar untuk menelan ilmu - ilmu lainnya.
Celoteh
Esai Populer Nasionalisme Pemuda : Tantangan Terbesar Generasi Muda dalam Merealisasikan Kalam Ilahi
15.53.00
Generasi muda adalah harapan terbesar bagi bangsanya. Pemuda adalah
indikator terbaik untuk melihat seberapa berkualitas sebuah bangsa. Sejauh mana
kemajuan generasi muda akan menentukan sejauh mana bangsanya bisa mengalami
kemajuan dimasa mendatang. Inilah mengapa generasi muda harus punya landasan
agama yang kuat serta menanamkan nilai – nilai patriotis dalam diri. Hal ini
bertujuan supaya para pemuda mempunyai benteng yang kuat dari dalam diri
mereka, sehingga nantinya mampu melakukan filterisasi terhadap
pengaruh negatif dunia luar yang semakin berkiblat ke barat. Jangan sampai
generasi muda justru terjebak pada gaya hidup modern yang semakin menipiskan
nilai – nilai moral bangsanya sendiri.
Sudah menjadi sebuah kewajiban bagi negara
untuk berupaya menjaga generasi muda dari pengaruh dunia luar yang tidak
selaras dengan nilai – nilai moral bangsa Indonesia. Cara termudah bagi kita
yakni membatasi ruang gerak semua hal yang berkaitan dengan budaya asing yang
bersifat negatif. Contoh kongkret yang seharusnya mulai diterapkan yakni adanya
pembatasan untuk pendirian tempat hiburan malam pada area perkotaan. Hal ini
mungkin terkesan sepele, namun jika kita meninjau lebih dalam maka kita akan
faham seberapa besar gaya hidup bangsa asing merusak nilai – nilai moral
generasi muda. Gaya hidup yang menawarkan kebebasan inilah yang membuat
generasi muda lupa akan identitas bangsanya sendiri. Pondasi terbesar yang bisa
menghindarkan pengaruh negatif generasi muda dari budaya asing yakni peran
agama, dimana nilai - nilai religiusitas secara otomatis akan memilah
semua aspek kehidupan dari sisi benar – salah tanpa mengikis nilai – nilai
nasionalisme suatu bangsa.
Mudahkah Generasi Muda Menumbuhkan Rasa Cinta Terhadap Tanah Airnya?
Bagaimana generasi muda bisa mencintai
tanah airnya tanpa mengetahui identitas bangsanya sendiri. Sampai kapanpun,
generasi muda akan dihadapkan pada keresahan pengalaman moral yang mengharuskan
mereka memilih jalan terbaik menurut versi mereka sendiri. Alih – alih semakin
mengembangkan diri ke ranah kehidupan yang serba maju dan modern, para generasi
muda justru menelan mentah – mental ragam budaya asing tanpa memiliki kemampuan
untuk melakukan filterisasi terlebih dahulu. Hal ini tentunya
akan berdampak pada menurunnya nilai religiusitas yang berujung pada sikap
antipati generasi muda terhadap kemajuan bangsanya. Mustahil bagi sebuah bangsa
untuk bisa maju jika generasi muda didalamnya tidak menaruh kepedulian terhadap
bangsanya. Disinilah fungsi pembangunan mengambil peran, dimana langkah
perubahan tidak hanya dilakukan secara fisik, namun menyeluruh kedalam semua
aspek yang meliputi penumbuhan nilai – nilai nasionalime, tatanan sikap dan
perilaku yang mampu menggugah nilai religiusitas generasi muda. Berikut ini
beberapa sikap yang akan membantu generasi muda menumbuhkan rasa cinta terhadap
tanah airnya :
1. Kenali lalu Cintai
Tanah yang Kau Pijak
Tentu tidak mungkin kita bisa mencintai
suatu hal tanpa kita mengenalnya dengan baik terlebih dahulu. Pastinya akan
selalu ada alasan bagi setiap orang untuk menumbuhkan rasa cinta hingga rasa
memiliki atas tanah yang ia pijak. Inilah fenomena yang terjadi pada generasi
muda saat ini, mereka tumbuh dikelilingi budaya asing yang semakin melekat
tanpa batas. Jika bukan karena pondasi nilai – nilai agama, tentunya akan
semakin banyak anak – anak yang terseret arus perubahan tanpa adanya batas.
Harus kita akui bahwa budaya asing yang tumbuh diatas tanah ini lebih condong
pada kebiasaan buruk yang melanggar norma – norma bangsa kita sendiri. Jika
persoalan ini tidak segera menemukan titik temu, maka jangan heran jika negeri
ini semakin kehilangan identitasnya secara perlahan.
2. Miliki Indonesia
Seutuhnya
Rasa memiliki pada bangsanya akan menuntun
kita menuju pada sebaik – baik penjagaan dimuka bumi ini. Generasi muda yang
merasa menjadi bagian dari bangsa ini tentunya pasti mempunyai rasa memiliki
atas tanah yang ia pijak. Dengan segala cara, generasi muda akan berusaha
menyuburkan tanah ini serta menjaganya dari kerusakan apapun. Keringat bahkan
darah tentu siap terkucur untuk mengabdi dan membela negeri ini. Kita adalah
pemilik tanah yang kita pijak maka jagalah tanah ini dengan sebaik – baiknya
penjagaan. Kepada siapa lagi tanah air ini mengemis perlindungan jika bukan
kepada para pemuda negerinya?
3. Tanah Air Kita Butuh
Rasa Bangga dari Para Pemijaknya
Generasi muda haruslah mempunyai rasa
bangga atas tanah yang ia pijak. Semangat pengabdian akan selalu membuncah
dalam dada seorang pejuang yang membela negerinya. Begitupun rasa bangga akan
selalu berkobar dalam dada anak bangsa. Kita begitu bangga menjadi bagian dari
negeri ini. Kita begitu bersyukur mempunyai tanah yang begitu subur. Fahamkah
kita ketika negeri ini merintih melihat pemijaknya begitu mengagumi bangsa lain
padahal kita buta akan keagungan bangsa sendiri? Tugas kita sebagai generasi
muda yakni mengenal betul tanah air kita.
Menjaganya dengan bekal yang kita miliki
serta memupuk rasa cinta dan bangga pada negeri ini. Rasa bangga akan menghantarkan
para generasi muda menjadi para pemimpin yang berani mengupayakan langkah
terbaik untuk negerinya. Generasi muda adalah ujung tonggak yang menjadi
penentu kebanggaan generasi setelahnya pada negerinya. Berani berubah, idealis
dan berjiwa patriotis adalah watak wajib para pemuda. Mengupayakan perbaikan
atas negeri ini adalah langkah kongkrit generasi muda dalam mengangkat harga
diri bangsanya dihadapan dunia.
Tantangan Terbasar Generasi Muda ditengah Perubahan Dunia
Tantangan terbesar bagi generasi muda
yakni mengggenggam erat identitas bangsanya ditengah perubahan tatanan dunia
yang semakin semprawut. Tentunya untuk berperan aktif dalam upaya
pembangunan karakter suatu bangsa, pemuda adalah garda terdepan yang siap sedia
menyisihkan waktunya demi kejayaan bangsanya. Tidak tergerus dalam perubahan
zaman, tetap memegang teguh nilai – nilai agama serta menanamkan kecintaan
terhadap tanah air adalah tiga pondasi yang wajib ditumbuhkan pada generasi
muda.
Secanggih apapun sebuah teknologi, namun apabila
tidak diimbangi dengan iman dan islam, bukan tidak mungkin teknologi tersebut
justru menjadi malapelaka besar bagi umat. Begitupun sebaliknya, setinggi
apapun ilmu agama seseorang, namun apabila tidak di realisasikan dalam tindakan
nyata maka kita sebagai umat islam akan selalu ditunggangi oleh kepentingan
bangsa barat. Tugas kita sebagai khalifatul fil ardh yakni
membumikan ajaran islam dengan mempelajari lalu mengamalkannya dalam kehidupan
sehari – hari. Kita adalah setiap pemimpin atas diri kita sendiri. Sebagai
generasi muda, kita juga juga berperan sebagai pemimpin umat. Melakukan
kewajiban diri dengan sebaik – baiknya amal akan menghantarkan kita menjadi
pemuda dari generasi yang berkualitas. Pedoman kita adalah kitab suci Al Qur’an
yang didalamnya terkandung semua rahasia alam semesta.
Perlu kita garis bawahi bahwa segala
teknologi mutaakhir yang kian bermunculan di akhir zaman ini, ternyata sudah
dibahas dalam ayat suci Al Qur’an ribuan tahun yang lalu. Tugas kita
mempelajari kalam ilahi dan merealisasikannya dengan sebaik – baik ikhtiar.
Inilah tantangan terbesar bagi generasi muda, yakni merealisasikan kalam ilahi
dengan sebaik – baiknnya usaha. Orang yang beriman, ketika dalam hatinya telah
tumbuh perasaan cinta terhadap Rabb nya, maka bukan hal yang sulit untuk
menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah airnya.
Potensi Terbesar Generasi Muda
Keberhasilan pembangunan suatu bangsa
ditentukan oleh sumber daya utamanya yakni generasi muda. Peran serta generasi
muda dalam dalam mengembangkan potensi diri ke ranah positif secara tidak
langsung mendukung terwujudnya pembangunan suatu bangsa menjadi semakin baik.
Seperti yang telah dunia ketahui bahwa formula keberhasilan suatu bangsa
menaikkan derajatnya yakni ditandai dengan tumbuhnya generasi penerus yang
berpendidikan, idealis dan berjiwa patriotis. Untuk itu, menjadi tugas
bagi kita semua untuk menggali potensi diri menjadi sumber daya perubahan
bangsa. Negara maju seperti Amerika, Jerman, dan Jepang sudah membuktikan
kemajuan bangsanya dengan terbangunnya mutu sumber daya manusianya. Berikut ini
potensi terbesar generasi muda untuk pembangunan suatu bangsa :
1. Kritis Namun Idealis
Meskipun secara sosiologis para generasi
muda belum dianggap mapan dalam suatu tatanan pemerintahan yang ada, namun sisi
positifnya yakni para pemuda jauh bisa melihat kekurangan serta kelebihan
secara lebih lugas. Dengan ini tentunya para pemuda bisa mengemukakan gagasan
baru yang bersifat inovatif. Idealisme para generasi muda tentunya akan menjadi
pemantik pergerakan perubahan keranah yang lebih baik.
2. Kreatif dan Dinamis
Adanya nilai – nilai idealisme pada
generasi muda tentunya secara tidak langsung mendukung sikap kreatif dan
dinamis dalam memandang suatu gagasan. Disinilah peran generasi muda dalam
memupuk potensi diri atau kemampuan dalam mewujudkan perubahan serta
pembaharuan yang lebih dinamis.
3. Berani Terhadap Resiko
Jiwa muda para generasi penerus mempunyai
keberanian dalam mengambil resiko atas upaya pembaharuan yang mereka lakukan.
Kita tentunya tidak akan pernah menemui hasil yang memuaskan tanpa adanya harga
lebih dalam mesti ditanggung dalam sebuah resiko. Untuk mencapai kemajuan,
bangsa ini butuh para generasi muda yang berani gagal sebelum mencapai
kesuksesan. Peran serta mereka dalam melakukan perubahan dan pembaharuan
pastinya juga mempunyai hambatan tersendiri. Namun, sudah menjadi hukum alam
bahwa keberhasilan adalah fase yang diraih setelah kita berani mengambil
resiko.
4. Optimisme yang Tinggi
Generasi muda tidak akan merasa gagal
secara berlebihan sehingga menyebabkan dirinya patah semangat dalam melakukan
perubahan. Justru setelah menemui hambatan bahkan kegagalan inilah para
generasi muda menemukan pola keberhasilan yang lebih baik dari espektasi awal.
Semangat juang yang tinggi inilah yang menyebabkan para generasi muda
menjadi daya ungkit suatu bangsa dalam mencapai kejayaannya. Bangsa yang maju
pasti mempunyai generasi muda yang maju pula. Pemuda dan bangsanya adalah dua
hal yang akan selalu berkaitan.
5. Jiwa Mandiri dan Disiplin
Tidak dapat dipungkiri bahwa para generasi
muda yang mempunyai jiwa mandiri dan disiplin baik secara sikap dan tindakannya
akan selalu menjadi cermin kejayaan suatu bangsa. Inilah mengapa pembangunan
sumber daya manusia mengajarkan nilai – nilai kemandirian dan kedisiplinan
sedini mungkin. Harapannya tentunya adalah memupuk jiwa mandiri dan disiplin
pada generasi muda.
6. Sikap Patriotis dan Nasionalis
Generasi muda yang mempunyai rasa bangga
terhadap tanah airnya serta mempuunyai rasa memiliki terhadap bangsanya secara
tidak langsung akan mempertebal semangat pengabdian untuk bangsanya melalui
prestasi diri yang ia raih nantinya. Untuk membela tanah air kita tidak lagi
perlu mengangkat senjata atau menyerahkan jiwa raga layaknya pahlawan
terdahulu. Menggali potensi diri dalam rangka turut serta dalam pembangunan
bangsa adalah kewajiban kita.
7. Rasa Religiusitas
Seberapapun tinggi ilmu bahkan secanggih
apapun teknologi mutaakhir tentunya tidak dapat berdiri sepihak tanpa adanya
peran serta nilai – nilai religiusitas didalamnya. Sebuah pondasi dasar setiap
manusia dalam berkarya adalah melalui hubungannya kepada sang pencipta.
Bagaimanapun tatanan dunia berubah, agama akan selalu ada sebagai penyeimbang
kehidupan. Penting bagi setiap generasi muda memahami peran serta nilai – nilai
agama dalam setiap amal yang dilakukan dibumi ini.
PENUTUP
Merealisasikan kalam ilahi merupakan
langkah prefentif dalam upaya kita menangani proses demoralisasi era modern.
Dengan sebuah harapan besar bahwa bangsa ini segera menyedari tantangan
terbesar bagi generasi mudanya yakni untuk merealisasikan kalam ilahi ditengah
perubahan tatanan dunia yang semakin jauh dari sabda ilahi. Menumbuhkan nilai
religiusitas pada generasi muda adalah upaya pembangunan suatu bangsa dalam
menyelamatkan penerus bangsa dari kehancuran moral serta mencapai tujuan
pembangunan yang sebenarnya.
Dengan adanya peran agama, kita berharap
bangsa ini tidak lagi mengalami kenyataan pahit akan potret buram generasi muda
hari ini. Tidak ada lagi minuman keras, sifat premanisme, tawuran pelajar, seks
bebas atau narkoba. Mulai saat ini hanya ada barisan para pemuda yang mantap
menatap masa depan segala pencapaian diri. Para pemuda yang berani meneruskan
tongkat estafet kepemimpinan sebagai bangsa yang luhur dan bermartabat.