Di Antar Polisi untuk Ambil Helm dan Surat Kelengkapan.
10.41.00
^_^ *smile
Hallo Guys,
Kali ini aku bakan berbagi
cerita ya kaya pengalaman kena tilang sama para
mas – mas polisi gitu. Untuk persiapan acara seminar minggu depan, aku
dan mumu seperti biasa cus beli tiket luar kota. Eh pas sampai diperkotaan kita
merasa ada sesuatu yang aneh.
Masih dalam posisi termangu,
kita tersadar ternyata yang membuat susana aneh yakni adanya segerombolan
polisi yang sedang melakukan operasi mendadak. Di perempatan lampu merah
setidaknya ada sekitar 10 orang polisi. Yah 8 diantara mereka tergolong mas –
mas gitu. Cakep sih tapi ngeselin.
Untuk pertama kalinya kita
kita masuk ke kantor pos polisi sebagai pelaku pelanggaran. Yaps bener banget
kita, dua orang cewek dengan kerudung gede bak seorang alien ditengah – tengah
perkumpulan manusia yang disebut polisi. Mereka yang mengaku sebagai penegak
hukum dan mengayomi serta melayani masyarakat tiba – tiba menjelma menjadi tuan
dadakan. Kalian pasti tahu posisi kami sebagai apa bukan? Pihak yang melayani
tiba – tiba meminta dilayani. Yaps itulah citra kepolisian dimata masyarakat.
Dengan lugas kita mengakui
kesalahan karena tidak membawa helm. Setelah diinterogasi beberapa menit
nampaknya sikap mereka agak segan pada kami. Jika sebelumnya kita menuggu
diluar pos, namun tidak sampai setengah jam kita duduk ngobrol dengan pak Riz**
di ruang pendataan polisi. Yah untuk pertama kalinya kami ngomong cap cis cus
menyampaikan unek – unek mengenai pandangan kami, eh masyarakat mengenai
polisi.
Sembari menunggu SIM dan
STNK yang tertinggal, kami banyak berbincang yang justru cendrung meledek
kinerja polisi. Dengan gaya bahasa yang ringan kami menanyakan hal – hal yang
sama sekali tidak kita temui jawaban yang pas (setidaknya menurut versi kami). Hehe
maaf ya pak, kalau kami terlalu meledek. Tapi kami kira bapak sangat sabar dan
legowo dengan argument kami. hehe
“ Pak, mohon maaf ini
operasi dalam rangka apa ya pak? “ tanyaku pada tiga orang polisi yang
jawabannya bermacam tiga pula.
“untuk pengamanan aja dek”
tutur polisi dengan tetap menatap layar monitor ber-back ground biru tua dengan
bunyi khas game online.
“ Ooo biar aman ya pak, kok
kita sama sekali gak digeledah, kalau misalkan saya bawa bom di tas gimana.
Lagian didepan gak ada digeledah juga barang bawaannya? “ aku memancing, sedang
sang polisi memalingkan wajah dari monitor, sekilas menatap kami dengan senyum
yang entah apa maksudnya.
Setelah beberapa menit, SIM
dan STNK yang kami minta tak kunjung datang. Pak Riz** menyodorkan handphone
menawarkan bantuan barangkali kami bisa menghubungi teman untuk menjemput.
Dengan jaim kita menolak sembari tersenyum kecut, mungkin jaim tetap harus kami
dipertahankan.
Kebetulan kami kena operasi
berbarengan dengan santri putra ponpes di lingkungan asrama, jadi sekalian kami
mintai tolong mereka untuk mengambilkan SIM dan STNK. Karena tak kunjung datang
kami minta tolong untuk dipinjami motor
untuk mengambilnya. sedang untuk menjamin kepercayaan maka salah satu
dari kami tetap tinggal di pos polisi hingga surat - surat datang.
Oya lucunya pak Riz** yang
sibuk dengan komputernya ini mirip sekali dengan Vicky Prasetyo. Tingkah
lakunya juga gak jauh beda sih, rada gimana gitu, tapi asik diajak ngobrol. Eh
hehe map ya pak, kadang kita gak bisa bohong. Entah begitu baiknya atau
bagaimana mendengar kami meminta dipinjami motor ia justru keluar ruangan.
“Woy, yang nangkap dua adek
ini siapa ya!” dengan suara lantang pak riz** membuat polisi yang bertugas
mengarahkan pandangan padanya.
Entahlah menurut kami itu salah
satu aksi heroik yang berlebihan. Setelah itu kami tidak mendengar percakapan
apa lagi diantara para polisi. Jam menunjukan pukul 21 : 00. Setengah jam lagi
pos polisi akan ditutup dan semua motor harus ditahan. Salah satu diantara kami
harus tetap tinggal sementara diantara kami diantar oleh pak riz** untuk pulang
mengambil STNK dan SIM.
Entah semua kebaikan para
polisi itu modus atau tulus, kita sama sekali gak pengin tahu. Eh maksudnya ya
nafsi – nafsi aja lah yee… intinya kami mengeluarkan jurus negosiasi kami malam
ini. Dan kalian tahu hasilnya, sukses! Meskipun seminggu lagi kita hadir
dipersidangan tapi setidaknya kami harus berterima kasih pada pak Riz** yang
berkenan mengantarkan kami mengambil perlengkapan. Terima kasih pak polisi
untuk bantuan dan pelayanannya. Semoga tulus membantu kami
(bukan modus) eh keceplosan, maaf pak ^_^
0 komentar