Moral Pemimpin Bangsa (Materi Kuliah Pancasila)
07.03.00
Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia.
Pancasila mengandung nilai moral yang positif bagi bangsa. Mulai dari sila
pertama sampai kelima sangat jelas menggambarkan moral luhur bagi suatu negara
yang menganutnya.
Bangsa Indonesia membutuhkan pemimpin yang
berkepribadian Indonesia, yaitu berlandaskan pada nilai luhur Pancasila. Ciri
utama dari kepemimpinan Pancasila adalah bentuk kapemimpinan yang selalu
bersumber dan berlandaskan pada nilai luhur dan norma Pancasila dalam segala
tindak tanduknya, dengan ditunjukkan dengan sikap yang menekan kepentingan
pribadi dan menjunjung kepentingan umat.
Terdapat 11 karakteristik yang harus dimiliki
dan yang dapat mencerminkan kepemimpinan Pancasila.
Karakter yang
pertama adalah Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esamenjadi ciri
seorang pemimpin Pancasila. Kesadaran beragama dan keimanan, akan menjadikan
orang tidak merasa lebih tinggi dari orang lain, sehingga akan timbul rasa
kasih sayang dan rasa persaudaraan terhadap sesama. Keimanan terhadap agamapun
membuat orang akan selalu berbuat adil, benar, jujur, sabar dan rendah hati.
Karakteristik
yang kedua yaitu pemimpin harus memberikan teladan/ contoh yang
baik kepada bawahan. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang berani berjalan di
depan, dengan keberanian dan tekad yang tinggi seorang pemimpin berani untuk
bekerja lebih daripada bawahannya yang dapat menjadi panutan
Karakteristik
ketiga seorang pemimpin harus dapat membangun motivasi dan
kemauan. Pemimpin mempunyai peran untuk tetap memberikan dorongan kepada
bawahannya sebagai penyemangat dalam kinerjanya. Disini pemimpin juga harus
bisa berada di tengah-tengah, maksudnya pemimpin harus bisa berjalan dan
berjuang bersama dengan bawahan demi mencapai tujuan bersama, tidak sekedar
memerintahkan saja tanpa tahu bagaimana kondisi di lapangan sebenarnya
Memberikan kekuatan merupakan karakteristik yang keempat dari seorang
pemimpin Pancasila. Maksudnya yaitu seorang pemimpin harus memberikan
kesempatan kepada bawahan untuk bisa mandiri dalam berkarya dan berkreasi dalam
kinerjanya. Ini bukan berarti seorang pemimpin hanya tumpang kaki saja,
tapi tetap mengawasi dari belakang terhadap kinerja bawahan dan sesekali
memberikan arahan jika diperlukan.
Karakteristik yang kelima adalah waspada dan
berkuasa. Pemimpin harus mempunyai ketajaman penglihatan dan bisa
meramalkan masa depan, sehingga nantinya dapat mempengaruhi segala tindakan dan
keputusan yang diambil. Pemimpin juga harus dapat berkuasa dalam membina,
mengarahkan dan mengawasi bawahannya.
Selanjutnya masuk kedalam karakteristik yang keenam,
yaitu pemimpin harus mempunyai sifat-sifat terpuji. Murah hati,
dermawan, mulia, murni dan baik hati merupakan cerminan akhlak dari seorang
pemimpin Pancasila yang menjunjung tinggi nilai dan norma luhur dari Pancasila.
Bersifat sederhana merupakan karakteristik yang ketujuh. Pemimpin harus
bersifat sederhana, terus terang, blak-blakan, tulus, lurus, ikhlas, benar,
mustakim dan toleran. Dengan semua sifat tersebut dapat mencerminkan seorang pemimpin
yang tidak berlebih-lebihan baik dalam gaya hidup atau hal lainnya, dan juga
akan terhindar dari sifat tamak.
Karakteristik yang selanjutnya adalah setia.
Pemimpin Pancasila selalu setia dengan apa yang keluar dari mulutnya. Banyak
bukti daripada janji yang tersebar dimana-mana.
Karakteristik kesembilan yaitu hemat, cermat dan
hati-hati. Pemimpin Pancasila selalu hemat dalam arti efektif dan
efisien dalam kinerjanya, selalu berbuat yang benar dan tepat, tidak membuang
waktu, tenaga dan pikiran untuk hal yang kurang penting. Dalam segala
tindakannya pun pemimpin selalu mencermati terlebih dahulu kebermanfaatannya
dan dilakukan secara hati-hati dengan mempertimbangkan segala resiko yang akan
ditimbulkannya.
Karakteristik yang kesepuluh adalah terbuka atau
komunikatif. Pemimpin pancasila harus bersifat terbuka, baik itu
terbuka dalam konteks menerima semua gagasan, ide dan pendapat dari bawahan,
ataupun terbuka dalam menginformasikan segala aspek yang berkaitan dengan
bawahannya. Semua ini akan menciptakan suasana kerja yang kondusif, dan dapat
menciptakan komunikasi dua arah.
Karakteristik yang terakhir yaitu seorang pemimpin
harus besifat legawa (rela, tulus dan ikhlas). Pemimpin Pancasila
akan selalu bersifat legawa dalam menyikapi suatu hal. Selalu memaafkan kepada
pihak yang bersalah dan tidak menyimpan rasa dendam sedikitpun. Sifat ini akan
menghindarkan pemimpin dari terancamnya mempunyai konflik yang berkepanjangan
dengan orang lain
Setelah kita mengetahui karakteristik seorang Pemimpin
Pancasila di atas, secara singkat menokohkan figur pemimpin sebagai Kesatria
Sejati, betapa beratnya tugas dan peran seorang pemimpin.
Tanggungjawabnya pun betapa berat terhadap hidup sesama, masyarakat umum dan
terhadap nusa serta bangsa. Jika seluruh tugas dan peran seorang pemimpin dapat
dijalankan dengan optimal, maka akan membuahkan hasil yang optimal pula
terhadap hasil kepemimpinannya.
Jika seorang pemimpin mempunyai karakteristik seperti
yang telah dijelaskan, maka kebutuhan bangsa Indonesia untuk mempunyai seorang
pemimpin yang berlandaskan Pancasila akan terwujud. Hal ini akan berimplikasi
pada Negara Indonesia untuk menjadi bangsa yang berkepribadian Pancasila dan
menjadi cerminan Pancasila sebagai Dasar Negara.
0 komentar