Tempat Rekreasi yang wajib dikunjungi di Kebumen (Kebumen dan Pesonanya)

15.59.00



Banjarnegara, 5 Agustus 2014 adalah hari dimana aku berpetualang dibumi Kebumen. Kota ini tak kalah menariknya dengan kota wisata yang pernah kukunjungi. Mulai dari unsur magis, natural, dan juga tradisi . Kebumen dengan pesona tersendiri itu membuat kenangan tersendiri dimemori ini. 

Pantai Jetis, Kebumen
Tempat rekreasi pertama yang ku kunjungi adalah pantai jetis. Tak banyak perbedaan dengan pantai Parangtritis Jogja, pantai ini cukup nyaman dengan pemandangan yang mempesona setiap mata yang memandang. Ada dua hal yang membuat pantai ini agak berbeda dengan pantai biasanya, suasananya agak sepi saat pertama kali kaki ini menginjaknya. Untuk ukuran sebagai tempat rekreasi agaknya pantai jetis ini sepi pedagang juga fasilitas lain. Jika biasanya pantai terdapat kuda tungggangan ataupun penjual aksesoris khas daerah tersebut dipantai jetis ini kita tak akan menemukannya. Untuk bermain ombak agaknya, aku ragu. Bukan apa – apa hanya saja ada kekhawatiran tersendiri dengan sepinya pengunjung. Tak berselang lama pengunjung mulai berdatangan, tentu menjadi moment yang pas untuk bergabung dengan mereka. Menunggu ombak agak ketengah  lalu terhempas sampai  ke tepi merupakan bagian yang menyenangkan. Ini pertama kalinya aku sebebas itu bercengkrama dengan laut. Biasanya, aku tak tertarik untuk menceburkan diri dengan air asin itu, tapi entahlah ombak itu berhasil menggodaku untuk ikut dengannya.

Goa Petruk, Kebumen
Tempat kedua, aku menuju Goa Petruk. Untuk masuk ke Goa tersebut aku harus melewati rumah – rumah penduduk dan yang lebih menantang lagi jalan setapak yang menanjak harus terlewati untuk menuju Goa. Sayangnya, aku tertinggal rombongan jadi  tak bisa masuk ke Goa. Kurungkan niat untuk masuk karena Guide sudah setengah perjalanan kedalam Goa. Dari mulut Goa saja aku tak bisa melihat apapun, sangat gelap dan juga dingin. Sesekali kudengar dentingan air yang menetes dari dindinng Goa. Ku hanya bisa menunggu dimulut Goa, sembari mengamati sekitar. Agaknya Goa tersebut sama sekali belum tersentuh fasilitas apapun. Masih sangat natural dan apa adanya, kudengar didalam Goa medan yang harus dilalui cukup sulit. Karena gelap dan licinnya bebatuan.

Goa Jatijajar,Kebumen
Tempat ketiga masih sekitar wisata alam, Goa Jatijajar. Walaupun masih satu jenis wisata akan tetapi Goa ini sangatlah berbeda dengan Goa Petruk. Disini banyak sekali pengunjung dan juga pedagang yang menjajakan pernak – pernik khas disana. Masih seputar jalan setapak untuk menuju Goa, hanya saja tak terlalu menanjak. Suasana disana juga sangat sejuk. sayangnya, banyak sekali  lapak penjual makanan yang menghalangi pemandangan disekitar. Kulihat anak – anak yang berenang disendang sembari menunggu uang receh yang sengaja dilempar oleh pengunjung kesendang tersebut.  Setelah masuk, suasana disana sangatlah menarik dengan patung – patung yang menggambarkan cerita nusantara. Yang paling kuingat patung – patung yang menceritakan lutung kasarung berada tepat ditengah Goa sebelah kanan. Walaupun cahaya matahari tak bisa masuk ke dalam Goa, akan tetapi cahaya dari lampu justru semakin membuat Patung beserta bebatuan terlihat menarik dengan warna yang khas. Untuk menuju jalan keluar dari Goa, aku harus melewati lorong ke bawah yang sangatlah sepi. Disetiap tangga tersebut pastilah ada patung kera yang terbuat dari batu. Bulu kudukku merinding dengan suasana yang berliput magis tersebut. Kurungkan niatku untuk menyusuri lorong bawah, tapi kejadian itu malah jadi bahan tertawaan petugas yang berjaga diatas. Kupikir daripada menanggung malu, tak apalah mencicipi adrenalin ini. Benar  - benar sepi sampai denting air yang menetes terdengar jelas. Aku berjalan dengan dua pengunjung lain, ada satu sendang didalamnya, namanya sendang mawar. Airnya terlihar merah dengan sorot lampu diatasnya. Agak ngeri melihatnya, terlihat seperti darah apalagi satu hal yang membuatku takut adalah dua patung kera yang dengan setia selalu ada pojok tangga keluar. Patung ini terlihat nyata dengan ukiran dari batu. Agak tenang rasanya melihat sorot cahaya matahari didepan sana, tandanya tinggal berapa langkah lagi aku bisa eluar dari Goa. Satu hal yang membuatku tersenyum sendiri saat mengingat Goa Jatijajar, disaat aku fokus mengamati patung kera, tiba – tiba  muncul pengunjung wanita dengan baju putih dan rambutnya yang tergerai bebas. Spontan saja aku kaget mengucap “asytaghfirulloh” agak keras, dan lucunya perempuan tadi menjerit kecil karena kaget juga.imajinasiku terlalu tinggi, sampai aku mengira ia mba kunti seperti di film horor yang pernah kutonton semasa kecil. Ais! Karena film itulah sampai saat ini aku takut dengan bayang – bayang hantu wanita berbaju putih dengan rambutnya yang tergerai bebas. Mungkin inilah alasan mengapa komedian, presenter kondang seperti Tukul Arwana mengunjungi Goa tersebut. Kalau tak salah, acara yang dibawakan “Mr Tukul  Jalan - Jalan”, tutur pemandu yang mendouble sebagai penjaga disana.Entah kenapa disetiap kumelewati patung kera, aku merasa kalau bola mata patung tersebut melirik kearahku. Dipintu keluar ini, ada juga yang menawarkan jasa foto dengan ular. Ais! Memandang hewan melata itu saja cukup membuat perutku mual, tak terbayangkankalau aku sampai memegang hewan tersebut. Menurutku hewan melata sama sekali tak mempunyai sisi indah ataupun menggemaskan seperti hewan lainnya. Jujur daripada, memegang ular lebih baik kupegang saja tikus yang biasa jadi mangsanya. Eh kenapa ngelantur gini ceritanya, ya udah deh sampai disini dulu ceritaku mengenai pesona Kebumen. Semoga saja, aku bisa berpetualang ditempat – tempat lainnya dibumi Indonesia ini. Because  my trip like beautiful magic for my life. Natural, interest and beauty will be part of memori. Alloh create this world so beatifull. I can found many color about it. Owh.. damn I love you,Indonesia!

You Might Also Like

0 komentar





"Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak percaya itu"

_Ali bin Abi Thalib_

Like me on Facebook