Penantian Burung Gereja Dalam Gerimis Pagi

08.15.00


Ku lihat burung itu menyendiri dipojok antena dalam rintik gerimis
Dekat sekali ia dengan pandanganku
Kulihat ia menggaruk dengan paruhnya mengusir butiran – butiran air yang singgah
Ingin ku tanya mengapa menyendiri dalam dinginnya pagi
Ingin ku tanya mengapa membasahi diri dalam rintik gerimis
Kemana kiranya sanak saudara atau mungkin kolonimu
Apakah kau cintai kesendirian itu?
Atau kau terasing dalam kicauan burung gereja yang lebih dari lebih?
Ah., kau hanya makhluk mungil bersayap yang tak bisa kugambarkan kisah hatimu
Wajahmu terlampau sendu untuk berkicau dalam kemendungan awan pagi
Sungguh malang nasibmu wahai burung gereja
Beranjak dari tiang ke tiang demi sebuah petualangan
Menoleh kanan kiri mencari kawan
Beranjak pergi meninggalkan lawan
Siapa kiranya yang bisa dekati untuk sekedar membungahkan hati
Teriris hatinya melihat sepasang capung melayang bersama
Sendu hatinya temui koloni semut yang saling bertegur sapa
Tak terhiraukan lagi butiran – butiran air yang singgah dibulunya
Karena hatinya lebih basah daripada tetesan air itu
Sekali lagi ku pandang burung gereja yang nampak sendu itu
Lalu kutatap hamparan langit pagi ini
Betapa banyak koloni burung yang terbang bersama dalam candaan langit
Kutanyakan pada diriku mengapa makhluk mungil itu termenung sendiri diantara candaan makhluk lain
Kulihat sosok lain dari makhluk mungil yang dulu ku temui kebahagiaannya diatap rumahku
Makhluk yang selalu  berkawan dengan nyanyian persahabatan
Makhluk mungil yang saling berkejaran dalam candaan pagi
Kini menyendiri dalam candaan sepi dalam rintik hujan
Hanya menanti dan menanti kawan yang datang mengusir sepi

You Might Also Like

0 komentar





"Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak percaya itu"

_Ali bin Abi Thalib_

Like me on Facebook