Tentang AKU, HAWA , dan Hal Bernama Taat
19.14.00Aku bukan wanita penuh aura ketaatan
bahkan kain tipis yang kujuluki "kerudung" kini belum mampu menjelma menjadi "hijab"
Aku yang masih haus akan rasa dunia
Aku yang agak lalai dengan sabda halal haram Sang Ilahi
Shalatku, Hidupku, dan Matiku adalah usahaku untuk taat
Mataku yang mulai risih dengan pandangan tak sebenarnya
Agaknya fatamorgana membayang dalam iman
Mana janji pada Sang Khaliq saat dialam rahim dulu?
Tiga dunia adalah fase wajib untukku, kamu, dan juga mereka
Alam rahim sudah terlewat kini kehidupan yang Engkau sebut alam kedua sedang ditempuh sebagai bekal alam barzah
tapi cukupkah?
atau bahkan sanggupkah?
Ais dasar Hawa!
Sosok lembut yang bersimbol keindahan memang mengusik
Bertutur dari rangkaian huruf yang disusun rapi
HAWA!
Makhluk itu bukan alasan Adam turun kebumi
Dimana buah Khuldi tergigit oleh gigi manusia yang dulunya hanya mengenal surga
Andai hawa melihatku sekarang
bukankah hawa juga wanita?
hanya saja ketaatan kami terlampau berbeda
membentang bak dua pesisir dilain benua
Shalehah bukan berarti menutup hidup
Shalehah bukan berarti menjelma menjadi Hawa yang bermukim disurga
lalu bedakah nirwana dengan surga?
aku menatap pelan dalam perasaan yang datar
aku hanya menghela nafas dalam dosa yang sesunguhnya disadari
andai saja dunia tersenyum kearahku
cukup isi bumi saja, bukan semesta!
Kain yang menjadi dalih atas satir aurat itu harusnya juga menjadi pondasi pada bangunan yang bernama iman
wanita itu hawa
hawa juga wanita
dan jika nanti malaikat riuh dengan kubangan doa mereka untukku
siapa yang tahu kalau wanita ini
AKU
juga riuh pada pengabdian yang sesungguhnya
Inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil ngalamin
bahwa sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya karena Alloh semata
dan sesungguhnya Aku beramal bukan berarti aku sudah taat
tapi mencoba untuk ingin taat
0 komentar