Judul Resensi: Mengupas Entrepreneur Hub: Fondasi Dalam Digitalisasi dalam Pengembangan Startup
Data Buku:
· Judul Buku: Entrepreneur Hub & Digitalisasi: Embrio Pengembangan Startup
· Pengarang: Emma R. Aliudin,Ika Nurul Syifaa,Yoseptin T. Pratiwi, Edi Haryadi
· Penerbit: Kementerian Koperasi dan UKM RI
· Tahun Terbit: 2024, Cetakan Pertama
Buku Entrepreneur Hub & Digitalisasi: Embrio Pengembangan Startup mendalami
beragam langkah strategis yang dilakukan oleh pemerintah dalam membangun ekosistem pengembangan UMKM dan startup di Indonesia. Dalam ulasan buku ini, penulis menyoroti beberapa aspek penting yang menjadi inti dari transformasi ekonomi yang diusung pemerintah Indonesia. Proses panjang yang melibatkan kerjasama beragam sektor serta bentuk dukungan melalui regulasi serta program dirancang sedemikian rupa oleh pemerintah guna meningkatkan pembangunan ekonomi nasional melalui pertumbuhan rasio kewirausahaan. Dimulai dari mana langkah ini, melibatkan siapa saja, dan bagaimana skemanya akan dikupas secara mendalam melalui buku Entrepreneur Hub & Digitalisasi: Embrio Pengembangan Startup.
Ulasan Singkat dan Kutipan
Buku Entrepreneur Hub & Digitalisasi: Embrio Pengembangan Startup ini merupakan bukti upaya serius pemerintah Indonesia menjadikan kewirausahaan sebagai penggerak utama pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan iklusif. Di tengah tantangan bonus demografi, pemerintah melalui Menteri Koperasi dan UKM mendorong UMKM dan Startup agar menjalin koneksi dengan industri untuk mengambil peluang sebagai pemasok bahan baku atau komponen lainnya. Baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, stake holder dan semua sektor pendukung secara berkelanjutan saling mengambil peran untuk mendukung ekosistem kewirausahaan di Indonesia. Tentu bukan hal mudah, melihat fakta bahwa ekosistem digital dan startup belum bisa dikatakan masyhur di kalangan generasi usia produktif saat ini. Berbekal Langkah strategis dan evaluasi program yang direalisasikan, pemerintah mengajak semua aspek masyarakat saling mengambil peran menuju masa keemasan 2045.
Salah satu kutipan penting dan besar maknanya dalam buku ini yakni:
“Salah satu prasyarat menjadi negara maju adalah entrepreneurnya. Jadi bukan hanya sekedar infrastruktur, pembangunan SDM, tapi juga kita harus menyiapkan pengusaha – pengusaha yang unggul inovatif”. (Teten Masduki, 2023, hal. 15). Kutipan menjadi pesan menohok sekaligus motivasi untuk terus menjaga dan membumikan kelangsungan ekosistem entrepreneur dan startup di Indonesia. Perguruan Tinggi bukan lagi pencetak calon pekerja, namun calon entrepreneur yang berdampak pada peningkatan stabilitas ekonomi negaranya.
Rumusan Kerangka Buku
Buku Entrepreneur Hub & Digitalisasi: Embrio Pengembangan Startup ini mempunyai enam bagian penting yang mengulas langkah – langkah strategis pemerintah dalam mengupayakan peningkatan kesadaran berwirausaha bagi generasi muda.
1. Upaya Siapkan Lapangan Kerja Berkualitas
Entrepreneur dan startup bisa dikatakan sebagai agen perubahan yang mampu membawa Indonesia menuju era keemasan pada 2045 nanti. Tentu bukan hal mustahil dengan tercapainya target transformasi ekonomi ini akan menghantarkan Indonesia menjadi negara maju. Sebuah terobosan baru terbit melalui Peraturan Presiden 02/2022 dalam strategi peningkatan kewirausahaan nasional. Dimana regulasi dibantuk untuk mempermudah dan mendukung perkembangan embrio kewirausahaan dan Startup di Indonesia.
Fakta menunjukan bahwa UMKM di Indonesia belum terkoneksi dengan industri. Dimana peluang menjadi pemasok bahan baku atau komponen tidak bisa diambil oleh UMKM. Dalam hal ini Kementrian Koperasi dan UKM perlu mencari langkah strategis, salah satunya yakni dengan menumbuhkan industry skala menengah dari UMKM.
2. Konsep/Model Bisnis dan Program Entrepreneur Hub
Kurikulum Pendidikan Tinggi perlu dibenahi agar lulusan mempunyai mindset wirausaha. Dimana nantinya lulusan bisa berperan menjadi agent of change yang mampu menciptakan lapangan kerja. Pemerintah melakukan kolaborasi dengan komunitas dan perguruan tinggi untuk melaksanakan program pelatihan entrepreneurship.
Untuk mendukung kelangsungan ekosistem bisnis, pemerintah meluncurkan platform layanan Entrepreneur Hub yang menjembatani pelaku usaha untuk mengakses pelatihan dan mentoring secara mendalam hingga nantinya dapat mengakses pendanaan dari calon investor.
3. Potensi dan Transformasi Digital Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara pengguna internet terbesar di dunia. Fakta ini adalah bukti betapa besar potensi digitalisasi di Indonesia, utamanya dalam ranah transformasi digital UMKM. Literasi digital menjadi titik awal transformasi digital UMKM. Jangan sampai pasar kita justru dikuasai oleh asing karena kurangnya daya saing lokal. Saatnya UMKM mulai naik kelas dan terintegrasi dengan persaingan global.
4. Pengembangan Startup Berbasis Teknologi
Tidak bisa dipungkiri teknologi adalah kunci dalam transformasi digital. Ekosistem Startup di Indonesia masih didominasi oleh sektor niaga dan pembiayaan. Peluang besar yang belum banyak tersentuh yakni pada sektor agribisnis, akuakultur, teknologi dan bisnis ramah lingkungan.
Untuk meningkatkan kapasitas Startup di empat sektor tersebut, pemerintah berkolaborasi dengan Akademia, Bisnis, Komunitas, Pemerintah, dan Media untuk melakukan inkubasi. Kabar baiknya, program ini berhasil mengantarkan Startup lokal berkompetisi hingga kancah internasional dan mendapat dana hibah pengembangan bisnis. Harapannya, Startup rintisan ini bisa terus tumbuh secara berkelanjutan, mampu menyerap tenaga kerja lokal dan menaikkan stabilitas ekonomi nasional.
5. Belajar Pengembangan Startup Hingga ke Mancanegara
Negara maju dengan struktur ekonomi yang kuat pasti mempunyai ekosistem Startup yang dapat diandalkan. Indonesia saat ini belum bisa seperti Jepang, Korea selatan dan Cina dimana ketiga negara ini berhasil membangun koneksi antara UMKM lokal dengan industri. Muara dari kolaborasi hulu ke hilir inilah yang memperkuat struktur ekonomi negaranya.
Dari Australia kita juga bisa belajar bagaimana membangun ekosistem bisnis dari dunia kampus. Kampus bisa dijadikan sebagai tonggak dalam penyediaan beragam program kewirausahaan. Contoh lainnya yakni dari negara Korea Selatan yang mengadopsi rumah produksi pintar. Kolaborasi antara pemerintah dengan Startup di Korea ini bisa harapannya bisa diadopsi juga di Indonesia, terutama untuk mendorong UMKM naik kelas dengan cara menghasilkan produk berkualitas tinggi.
Selanjutnya kita juga diajak belajar dari negara yang Jepang yang mempunyai UMKM mencapai 99,7% dengan daya serap pekerja lokal 70%. Kunjungan ke Belanda juga melengkapi studi banding guna mengembangkan ekosistem bisnis dan Startup di Indonesia. Dari negara kincir angin ini mempunyai Startup yang bernilai 5,5 juta Euro.
6. Embrio Pengembangan Startup Indonesia, Kisah Lima Startup
Kementerian Koperasi dan UKM telah mendampingi lebih dari 300 startup, dan lima di antaranya menerima hibah sebesar 7.000 dolar AS pada Desember 2023 dari Korea Selatan. Startup yang menerima hibah ini memiliki latar belakang dan bidang usaha yang beragam. Berikut ini lima daftar Startup yang menjadi pencetus embrio pengembangan bisnis rintisan di Indonesia:
1. E-HAS, berfokus pada produk halal, sebuah sektor yang terus berkembang di Indonesia.
2. Roomansa, berfokus pada konsultasi psikologi dengan dukungan profesional yang dapat diakses secara daring.
3. Div Marketer, pengembangan bisnis digital khususnya untuk pengusaha disable
4. Biopener, fokus pada produksi biopelet, bahan bakar yang terbuat dari limbah pertanian
5. Henbuk, platform yang khusus menjual buku-buku elektronik.
Dari lima kisah Startup menunjukkan hasil baik perkembangan embrio Startup di Indonesia. Hasil dari kerjasama lintas sektor yang dilakukan oleh pemerintah melalui Kementrian Koperasi dan UKM.
Keunggulan dan Kelemahan Buku
Salah satu keunggulan utama yang ada pada buku ini yakni kerangka disusun secara sangat sistematis dimana setiap bagian mengulas secara mendalam apa saja tantangan, peluang dan strategi yang telah dilakukan. Buku ini juga dilengkapi dengan grafik, tabel, dan dokumentasi kegiatan yang dilakukan selama program berlangsung. Pembaca juga bisa belajar faktor utama gagalnya bisnis rintisan, peluang dan tantangan, regulasi serta akses informasi pendampingan hingga nantinya bertemu calon investor. Buku ini adalah rapor kinerja pemerintah membangun stabilitas ekonomi nasional melalui entrepreneur hub & digitalisasi.
Poin yang menjadi kekurangan dari sudut pandang pembaca yakni buku ini fokus bahasannya pada strategi, program dan regulasi yang diinisiasi oleh pemerintah, namun belum ada contoh nyata tantangan atau hambatan yang dihadapi oleh UMKM dan Startup di lapangan sesuai dengan realitas pasar. Alangkah lebih membantu jika buku ini juga disertai panduan penyelesaian dari sudut pandang UMKM atau Startup. Selain itu, pada bagian kisah lima Startup juga disampaikan secara terburu – buru alias kurang detail. Pembaca mungkin akan mendapatkan wawasan lebih dalam jika disajikan juga proses bagaimana Startup tersebut tumbuh, tantangan dan penyelesaiannya.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Entrepreneur Hub & Digitalisasi: Embrio Pengembangan Startup merupakan buku berharga yang bisa menjadi wawasan baru, terutama untuk pelaku usaha. Meskipun belum bisa dikatakan sebagai panduan praktis atau perspektif yang mendalam, buku ini cukup baik dalam menyajikan rangkaian dinamika kewirausahaan di era digital. Penulis juga memaparkan kebijakan, program dan regulasi yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana batu loncatan para pengusaha untuk naik kelas. Mari bergerak dan bergegas mengambil peran dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan bonus demografi. Era keemasan bukan hal mustahil jika semua entitas saling berkolaborasi memberikan yang terbaik untuk negeri.